DALAM pertemuan rutin pasca Apel Senin Pagi kemarin (Senin, 12/ 05) saya bertanya kepada rekan-rekan guru di sekolah. "Apakah semua guru sudah punya akun FB?" Maksud saya menanyakan facebook itu adalah untuk memberikan apresiasi kepada beberapa guru yang telah menggunakan akun FB-nya sebagai salah satu sarana mengembangkan kreativitas tulis-menlis.
Beberapa waktu lalu saya memang pernah menyarankan kepada teman-teman guru untuk memiliki akun media sosial (medsos) seperti facebook, twitter, linkedIn, instigram, friendster, dan banyak lagi (sesuai kebutuhan masing-masing). Karena saya lebih sering memakai facebook dari pada medsos lainnya, saya pun lebih sering menyebut websos ciptaan Zuckerberg itu dalam keseharian. Dan beberapa rekan guru yang sudah menjalin pertemanan dengan saya melalui FB, sering saya sebut-sebut. Maksud saya agar medsos itu terus dipakai sebagai usaha mengurangi perasaan 'tak mampu' menggunakan teknologi komunikasi dalam keseharian.
Sebagai guru, sesungguhnya fasilitas teknologi seperti PC, laptop,ipad, dan lainnya tidak lagi dapat dinapikan dalam kesehariannya. Produk-produk pintar seperti itu akan menjadi bagian keseharian semua orang termasuk guru. Bagi guru sendiri, sarana informasi dan komunikasi itu tidak lagi sekedar berguna dalam kehidupan keseharian di luar sekolah tapi akan sangat berguna dalam tugas di sekolah itu sendiri. Komputer dan sejenisnya sejatinya adalah alat bantu pembelajaran yang sangat ampuh dewasa ini. Abad teknologi ini memang sudah bersama kita saat ini.
Tapi harus diakui, di tengah gempuran membludaknya produk-produk komputer dan yang sejenis, justeru masih ada rekan-rekan guru yang belum atau tidak mampu memanfaatkannya. Masih ada di antara guru yang tidak saja belum memiliki alat-alat itu tapi malah ada yang sudah memiliki namun belum mampu mengoperasikannya alias gaptek (gagap teknologi). Istilah gaptek akhirnya menjadi sebutan keseharian buat rekan-rekan guru yang tidak bisa menggunakan komputer.
Dewasa ini ada banyak medsos yang dengan mudah diakses melalui HP yang seharusnya dapat dijadikan strategi untuk menghilangkan --setidak-tidaknya mengurangi-- gaptek di kalangan guru. Sebutlah facebook, misalnya saat ini sudah dengan mudah diakses di HP yang setiap orang (guru) pasti sudah memilikinya. Dewasa ini sudah tidak ada lagi di antara kita yng tidak memiliki HP. Bahkan menurut penelitian, Indonesia adalah pengguna HP yang paling banyak di dunia. Bahkan jumlah HP di Indonesia melebihi jumlah pengguna HP itu sendiri. Artinya, rata-rata setiap orang memakai HP lebih dari satu buah.
Persoalan guru gaptek, bukanlah berita baru dan aneh. Di setiap sekolah, diperkirakan masih ada satu-dua atau beberapa orang guru yang gaptek. Menyongsong dan atau bersama abad teknologi informasi komunikasi dewasa ini, jika tidak mampu --sekurang-kurangnya-- mengoperasikan komputer, betapa akan menyedihkannya guru tersebut. Bagaimana guru mengelola dan melaksanakan pembelajaran tanpa alat canggih itu? Betapa akan sulitnya.
Oleh karena itu, membiasakan diri untuk familiar dengan medsos, sesungguhnya dapat membantu guru itu sendiri untuk terbiasa dengan alat-alat sejenisnya. Tidak hanya dapat mengurangi dan atau menghilangkan gaptek namun medsos juga akan berguna dalam usaha berlatih dalam kreativitas tulis-menulis. Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar