Kamis, 24 April 2014

Rasa Bangga bukan Rasa Berjasa

KERJA keras dan usaha terus-menerus dalam mengembangkan sekolah akan menghasilkan sekolah yang baik. Tidak ada sekolah yang berhasil menjadi sekolah kebanggaan tanpa kerja keras dan bersungguh-sungguh dari Kepala Sekolah, Guru, Pegawai dan siswa bahkan orang tua dan masyarakatnya. Semua komponen sekolah, jika secara bersama-sama secara harmonis melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya maka akan lahirlah sekolah yang terbaik.


Sekolah yang baik dengan berbagai sebutan seumpama sekolah unggul, sekolah teladan, sekolah binaan, dll pada dasarnya adalah sekolah dengan pengelolaan yang benar oleh semua komponennya. Mengutip pendapat para ahli, sekolah unggul itu akan bermula dari perumusan visi-misi yang jelas. Visi-misi yang singkat tapi cukup menantang untuk direalisasikan akan membuat komponen sekolah dengan mudah merealisasikannya.

Pada umumnya, sekolah seperti itu akan memulai segalanya dari pemahaman kebiasaan (kultur) sekolah itu sendiri. Sebagai sebuah institusi dengan orang-orang yang ada di dalam dan di sekitarnya, ditambah dengan fakta pendukung yang ada, maka akan diketahuilah kultur seperti apa yang dimiliki sekolah tersebut. Dari situlah perencanaan dan persiapan pelaksanaan akan dimulai. Lebih dari itu, sekolah yang baik juga adalah sekolah yang menghargai profesi guru dan tenaga administrasi lainnya. Kolaborasi pekerjaan tidak hanya dengan komponen yang ada di sekolah tapi juga dengan masyarakat lainnya.

Ketika sebuah sekolah mampu meraih predikat terbaik dan mendapat temnpat di hati masyarakat, tidak jarang ada saja pihak-pihak tertentu yang akan membusungkan dadanya. Merasa banyak melakukan sesuatu untuk kemajuan sekolah, lalu timbullah rasa bangga yang diikuti perasaan berjasa. Perasaan berjasa inilah yang seharusnya tidak perlu dimunculkan.

Boleh saja ada yang merasa bangga atas prestasi sekolah yang dikelola. Boleh saja hati senang dan puas atas keberhasilan sekolah tempat bekerja. Itulah perasaan yang pantas untuk dinikmati atas segala usaha dan jasa yang sudah diberikan. Perasaan bangga akan membuat semangat bertambah kuat untuk menghadapi tugas-tugas berat ke depannya.

Tapi jika perasaan bangga atas segala usaha itu diikuti pula oleh perasaan berjasa, di situlah akan timbul perasaan lain yang tidak baik, yaitu perasaan sombong dan angkuh. Terlalu membanggakan segala usaha yang sudah dilakukan, akan membuat seseorang merasa dirinya lebih penting dari pada orang lain. Jika itu terjadi, akan bermulalah kerusakan yang lebih parah ke depannya. Kecendrungan untuk tidak lagi saling mengharai akan merasuki perasaan. Kolaborasi yang sudah mesra selama itu akan rusak serasa tidak diperlukan lagi. Itulah sebabnya tidak tepat perasaan berjasa. Tapi cukuplah merasa bangga saja dengan segala yang sudah diberikan.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...