Jumat, 18 April 2014

Diantar dan Dijemput Hujan

BOLEH disebut istimewa perjalanan kali ini. Berangkat dari Pelabuhan Karimun di tengah hujan sangat lebat dan menjelang ke Hotel Komfort Tanjungpinang juga disambut dengan guyuran hujan yang sangat lebat. Berdua dengan Kepala SMK Negeri 1 Karimun, Agus Priombodo kami berangkat dari Karimun ke Batam dengan KM Mikonata. Lalu bersama ke Punggur naik taksi untuk terus menyeberang ke Tanjungpinang dengan KM Marina. Dari pelabuhan Byintan Pura Tanjungpinang terus ke Hotel Comfort dengan naik taksi yang ternyata hujan lebat menyambut kami kembali, tujuh menit menjelang sampai.

Perjalanan dari Karimun ke Tanjungpinang sampai ke Hotel Comfort sebenarnya cukup lama. Setengah hari perjalanan. Tapi hujan itu hanya di awal dan diakhir saja. Ketika sampai di pelabuhan domestik Karimun sekitar pukul 08.00 pagi belum ada hujan. Dari rumah (Meral) naik kenderaan kurang lebih 15 menit ke pelabuhan tidak ada hujan. Satu jam duduk sambil menunggu trayek kapal ke Batam juga tidak hujan. Baru beberapa menit menjelang pukul 09.00, saat kami akan naik ke kapal turun hujan sangat lebat itu. Kami harus basah merempuh hujan menjelang masuk kapal.

Saya dan Pak Agus sempat berpikir, apakah akan terus berangkat atau menunggu hujan reda. Ada kekhawatiran angin di laut. Takut gelombang bergelora dan akan menggoyang kapal kami. Saya memang takut sekali jika naik kapal di musim angin. Tapi akhirnya, dengan mengucapkan 'bismillah' kami berangkat saja. Ticket juga sudah dibeli untuk ke Sekupang, Batam walaupun kami tak dapat duduk karena kelebihan penumpang. Teksi di Batam pun sudah ditelpon untuk berangkat ke Punggur dari Sekupang nanti.

Tepat pukul 09.15 kapal yang tidak terlalu besar itu bergerak menuju Batam. Hanya beberapa menit saja ternyata hujan sudah reda. Sampai di Sekupang Batam sekitar pukul 10.30 sama sekali juga tidak hujan. Sopir taksi yang sudah kami kontak sedari Karimun tadi sudah menunggu. Lalu kami berangkat menuju Pelabuhan Punggur. Kurang lebih satu jam kami sudah sampai. Tanpa banyak membuang waktu, membeli ticket Marina yang sudah mau lepas tali, akhirnya kami berangkat ke Tanjungpinang.

Kurang lebih satu jam mengharungi laut Punggur ke Tanjungpinang, kami pun sampai ke Ibu Kota Provinsi Kepri itu. Sama sekali tidak ada hujan di sini. Mata hari juga bercahaya ketika kami keluar dari kapal. Berhenti sebentar di kafe pelabuhan itu, makan siang dan perjalanan dilanjutkan ke Hotel Comfort. Dengan mencarter taksi (Avanza) kami pun meninggalkan pelabuhan. Tidak ada hujan di sini. Hujan baru berjumpa dan menyambut kami beberapa menit menjelang sampai. Hujannya benar-benar lebat. Di atas jalan yang kami lalui dipenuhi genangan air menguning oleh tanah. Ah, hujan mengantar dari Karimun dan hujan lagi menyambut di Tanjungpinang, kata saya dalam hati. Mungkin ini pertanda berkah dari Tuhan, begitu saya menenangkan hati.

Hari Jumat (18/ 04) ini saya berangkat ke Tanjungpinang bersama beberapa orang Kepala Sekolah lainnya dalam rangka akan mengikuti kegiatan Pelatihan Instruktur Nasional Diklat Kurikulum 2013 Bagi Kepala Sekolah di Kepri. Sebagai salah seorang calon yang diusulkan Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun ke LPMP Provinsi Kepri saya ikut saja. Ada 9 orang Kepala Sekolah (SD, SMP, SMA dan SMK) se-Kabupaten Karimun yang dikirim ke Tanjungpinang. Bersama 60 orang Kepala Sekolah lainnya se-Provinsi Kepri  kami akan ikut dalam kegiatan yang diadakan di Hotel Comfort selama lima hari ke depan.

Dalam kebanggaan dan kekhawatiran serta rasa tanggung jawab yang besar, kepergian ini tentu saja memiliki makna yang cukup besar buat saya. Entahlah rekan-rekan yang lain. Dan hujan yang mengantarkan kami ketika akan masuk kapal di Tanjungbalai Karimun serta disambut lagi oleh guyuran hujan lebat menjelang sampai di hotel, bukanlah tanpa makna. Sekurang-kurangnya, kemarau panjang yang membayang empat bulan lamanya beberapa waktu lalu itu, membuat kami dalam taksi itu merasa senang saja. Bahkan sopir kami menyebut hujan itu sebagai berkah karena dia dulu-dulunya tidak pernah membeli air di rumah tapi kemarau kemarin katanya dia sampai harus membeli air. Maka hujan yang menyambut kami menjelang ke hotel, sekaligus mengotorkan avanza veloz barunya, tidak membuat sopir itu kecewa. Hujan oh hujan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Merasa tak Diawasi

Tersebab tak merasa diawasi Aku bisa melakukan apapun yang aku kehendaki Merasa tak ada yang melihat gerak-gerik Aku melakukan apa saj...