UTANG terberat ternyata tidak selalu karena utang uang. Utang janji dan motivasi diri juga bisa menjadi utang pemberat diri. Uatng janji dan motivasi justeru saya rasakan jauh lebih besar dan lebih berat bebannya dari pada utang uang.
Beberapa hari belakangan ini saya merasakan ada beban utang yang tidak atau belum terbayarkan. Tapi utang ini bukanlah karena utang uang yang jatuh tempo dan tidak terbayar. Saya ingat saya memang ada utang uang di salah satu bank. Itupun dulu disebabkan karena pinjaman untuk membangun rumah. Dan utang itu secara rutin setiap bulan dapat saya bayar karena memang langsung dipotong dari gaji saya setiap bulannya oleh bendaharawan sekolah. Jadi, utang itu tidaklah menjadi beban pikiran saya.
Utang yang saya maksud pada catatan ini adalah utang pada diri sendiri dan sekaligus kepada para pembaca blog dan tulisan-tulisan saya selama ini. Harus saya akui, di entah di media online atau mungkin di media cetak saya membuat tulisan, sering mengajak dan memberi motivasi siapa saja untuk memupuk dan mengembangkan kreativitas tulis-menulis. Terutama kepada para anak-didik saya di SMA Negeri 3 Karimun (tempat saya bertugas sebagai guru) ajakan dan motivasi untuk menulis terlalu sering saya sampaikan.
Adalah menjadi utang dan tanggung jawab bagi saya untuk membuktikan bahwa saya mau dan mau menulis. Boleh jadi saya belum mampu menulis sebagaimana para penulis tenar itu. Tapi tetap saja harus membuktikan bahwa saya terus menulis sebagai bukti mengajak orang lain menulis. Nah, tekad untuk terus menulis inilah yang saya maksud utang berat itu.
Mengapa menjadi utang maha berat? Karena ternyata tidak mudah untuk terus menulis dengan konsisten dalam waktu yang sudah ditekadkan. Selama ini, sesuai tekad saya bahwa saya akan menulis sekurang-kurangntya satu catatan/ artikel dalam satu hari. Artinya, setiap 24 jam saya wajib membuat satu tulisan. Bahkan sebaik puisi saja saya anggap utang tekad itu sudah terbayar.
Namun hampir satu pekan ini, disebabkan kesibukan yang begitu padat dan ditambah dua hal yang tidak dapat saya elakkan, lelet dan macetnya koneksi internet di rumah serta keadaan badan saya yang drop alias sakit membuat kekuatan dan kesempatan menulis itu menajdi macet. itulah yang saya maksud utang yang terasa berat itu.
Maka hari ini, saya menulis catatan ini sekedar menyapa rekan-rekan yang selama ini sempat juga mengunjungi blog saya. Inilah sapaan saya pada kesempatan kali ini. Saya pikir, menyapa dengan cara begini juga bisa sebagai bahan tulisan yang sekaligus untuk pembayar utang-utang itu. Salam sejahtera selalu.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar