TERKADANG keinginan menulis tidak selalu bisa terwujudkan sesuai dengan keinginan. Katakanlah keinginan menulis adalah setiap hari. Kita ingin menghasilkan minimal satu tulisan (karya) dalam setiap hari. Tapi dalam kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Baik membuat artikel, membuat cerpen atau puisi sekali pun selalu akan ada masa-masa jenuhnya.
Situasi jenuh atau bosan dalam menulis sesungguhnya itu wajar-wajar saja. Bukan hanya dialami oleh penulis pemula tapi buat penulis senior atau yang sudah profesional saja akan ada waktu-waktu tertentu yang tidak mudah baginya melahirkan satu karya tulis. Entah kesempatan yang terasa sempit, entah bahan (topik) yang terasa sulit, yang pasti selalu saja ada waktu-waktu sulit dalam menulis.
Maka yang utama dalam situasi seperti itu adalah bagaimana kita tetap memanfaatkan waktu-waktu yang ada (sesempit apapun) untuk beraktivitas yang sejalan dengan kreativitas tulis-menulis. Kita tahu, sebelum menulis harus ada ada masalah atau bahan yang akan ditulis. Dan untuk mendapatkan bahan tulisan adalah dengan pengamatan atau dari bacaan.
Oleh karena itu dalam situasi sulit melahirkan karya tulis, kita harus tetap beraktivitas membaca. Dengan membaca kita akan kembali merasa dan akan mendapatkan bahan-bahan baru untuk dijadikan bahan tulisan. Makanya dalam cara pandang kita wajib ditetapkan bahwa membaca itu sama pentingnya dengan menulis. Artinya, jika tidak bisa menulis ya kita wajib membaca.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar