MAAF, jangan emosi dulu menafsirkan judul tulisan ini. Ini
hanyalah catatan laporan tentang sunat-sunatan yang dilaksanakan oleh para guru
kepada murid-murid. Murid-murid inipun adalah anak-anak sekolah yang otomatis
adalah anak-anak para guru juga.
Para guru yang saya maksud pun
adalah para insan pendidik yang direpresentasikan oleh organisasi bernama PGRI
(Persatuan Guru Republik Indonesia) yang sudah tak asing di telinga. Organisasi
inilah yang melaksanakan acara sunat-sunatan atau istilah yang selama ini lebih
populer: sunatan
masal itu.
Persisnya PGRI Kabupaten Karimun, mengadakan kegiatan sunatan masal yang
merupakan bagian dari kegiatan memperingati HUT PGRI ke-67 tahun 2012 di PGRI
Kabupaten Karimun. Ini memang rada terlambat dilaksanakan tapi memang seperti
itulah direncanakan. Jadi, sekedar memberi informasi saja tulisan ini saya
tulis.
Pada hari Selasa (18/12) semalam
adalah jadwal kegiatan sunatan masal sebagai bagian dari rangkaian acara yang
sudah disusun sebelumnya bersama berbagai kegiatan HUT PGRI Karimun tahun ini.
Pukul 08.00 WIB para peserta sunatan masal sudah berdatangan di tempat
kegiatan. Dari catatan panitia diperoleh informasi bahwa jumlah yang akan
mengikuti sunatan masal ini ada 62 orang. Mereka merupakan anak-anak yang
ditentukan oleh Pengurus Cabang dari tiga kecamatan yang ada di Pulau Karimun.
Pengurus Cabang PGRI Kecamatan yang ada di Pulau Karimun adalah, 1) Pengurus
Kecamatan Karimun, 2) Kecamatan Meral dan 3) Kecamatan Tebing. Kecuali PGRI
Kecamatan Meral yang mengirimkan sebanyak 22 orang, dua kecamatan lainnya
mengirimkan 20 orang saja. Karena satu pulau maka pelaksanaan sunatan masalnya
dipusatkan di satu tempat yaitu di SD Negeri 001 Tanjungbalai Karimun,
Kecamatan Karimun.
Sebelum acara 'memotong burung'
anak-anak dimulai, terlebih dahulu diadakan sedikit acara seremoni pembukaannya
yang langsung dibuka oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Karimun, Dr. Syamsuardi, MM. Biasalah, kita kan suka membuat acara seremoni
seperti ini. Dalam sambutan pembukaannya Plt Kadis Pendidikan kabupaten itu
menjelaskan bahwa kegiatan ini sangatlah besar maknanya, baik bagi anak-anak
yang ikut sunatan maupun bagi organisasi PGRI sendiri. "Sebagai kegiatan
sosial, organisasi guru sudah seharusnya melakukannya." Lebih jauh Asisten
II Setda Kabupaten Karimun itu mengatakan bahwa guru tidak hanya pintar dan
berkewajiban mengajar di kelas tapi juga perlu memikirkan kegiatan sosial yang
dapat disumbangkan ke masyarakat.
Sebelum sambutan Plt Kadis
Pendidikan, terlebih dahulu memberikan laporan Ketua Pengurus PGRI Kabupaten
Karimun, H. MS. Sudarmadi, SPd MM. Dalam sambutan laporannya Pak Madi
menjelaskan tentang program kegiatan PGRI Karimun dalam rangka HUT PGRI ke-67
dan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2012 ini. Sejak November lalu, sudah
dilaksanakan berbagai kegiatan, katanya. PGRI Kabupaten Karimun ingin
menunjukkan jati dirinya di tengah-tengah masyarakat Karimun khususnya, dan
Indonesia pada umumnya. Begitu Ketua PGRI yang jabatan dinas sehari-harinya
adalah Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Karimun.
Acara sunat masal PGRI Karimun
merupakan kegiatan sosial kemasyarakatan yang dilaksanakan pengurus PGRI
Kabupaten Karimun. Kegiatan sosial lainnya adalah pembagian pakaian layak pakai
yang dikumpulkan dari para anggota PGRI di Pulau Karimun. Untuk pelaksanaan
sunat masalnya sendiri pengurus PGRI bekerja sama dengan Puskesmas Tanjungbalai
Karimun. Di bawah koordinasi dr. H. Ade Kristiawan, beberapa petugas medis
Puskesmas itu menunaikan tugasnya dengan telaten, menyunat muird-murid sekolah
yang sudah hadir itu.
Mengenai biaya dan dana yang dipakai
dalam kegiatan sunat masal ini menurut pengurus PGRI adalah sumbangan para
donatur dan simpatisan PGRI. Ada sumbangan bupati, wakil bupati, sekda Karimun
dan beberapa Kepala Dinas di SKPD Kabupaten Karimun. Bahkan para pengurus PGRI
Kabupaten dan Kepala Sekolah ikut menyumbangkan dana untuk kepentingan ini.
Hebatnya, setiap pengurus minimal harus membiayai satu orang anak. Setiap anak
memerlukan biaya sebesar Rp 250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) yang
dipakai untuk biaya medis ditambah oleh-oleh untuk setiap anak dalam bentuk
uang dan kain sarung.
Alhamdulillah kegiatan sunat masal
ini berjalan dengan lancar dan aman. Para orang tua yang ikut mendampingi
anak-anaknya tampak bergembira sekali karena anaknya dapat bersunat rasul atas
biaya PGRI. "Syukur sekali, kami tidak lagi mengeluarkan biaya apapun
untuk keperluan sunat rasul ini," jelas salah seorang ibu yang anaknya
ikut sunatan masal. Semoga kegiatan sosial ini berlanjut di tahun-tahun yang
akan datang.***
Artikel yang sama di http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/12/19/guru-guru-menyunat-anak-anak-511898.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar