Sabtu, 15 Desember 2012

Cara Mengurangi Kecurangan dalam Ujian

UNTUK mengurangi kecurangan para peserta didik selama mengikuti ujian setiap sekolah bisa memiliki cara yang berbeda-beda. Antara satu sekolah dengan sekolah lainnya, bisa saja berpandangan berbeda yang menyebabkan cara yang dipakai juga berbeda. Di luar ketegasan pengawas, cara-cara lain boleh jadi masih banyak yang dapat ditempuh. 

Kita tahu bahwa setiap siswa sebagai peserta ujian ada kecendrungan untuk mencontek dan atau bekerja sama antara satu dengan lainnya dengan maksud mendapatkan nilai yang baik. Kelaziman yang tidak baik ini memang khas sekolah-sekolah kita. Keinginan, memang perolehan nilai terbaik. Sayangnya keinginan untuk mendapatkan nilai yang memuaskan ini tidak ditempuh dengan cara legal. Justeru banyak peserta ujian yang melakukan kecurangan dalam mengikuti ujian. Maka sekolah perlu membuat kebijakan agar kecurangan dapat dikurangi atau dihilangkan.

Di SMA Negeri 3 Karimun, misalnya strategi mengurangi kesempatan para siswa untuk melakukan kecurangan ada beberapa hal yang dilakukan sekolah, antara lain:
1. Meminta pengawas ruang untuk tegas walaupun tidak meninggalkan perinsip ramah dan menyenangkan bagi peserta ujian. Tegas dimaksudkan tidak ada toleransi bagi siswa untuk melanggar ketentuan dan tata tertib ujian yang sudah ditetapkan. di setiap ruang ujian memang ditempelkan oleh panitia ujian berbagai informasi yang diperlukan peserta ujian. Salah satunya adalah ketentuan dan tata tertib ujian tersebut.

2. Menyusun bangku/ kursi peserta ujian dengan jarak yang mengurangi/ menghilangkan kemungkinan para peserta ujian bekerja sama dalam menjawab soal-soal ujian. Jarak kursi/ meja selama ujian ini dibuat sedemikian rupa sehingga jaraknya lebih jauh dari pada jarak selama mereka mengikuti proses pembelajaran. Untuk hal ini maka jumlah peserta ujian dalam setiap ruangan dikurangi (lebih sedikit) berbanding dengan jumlah peserta dalam pembelajaran. Rombel pembelajaran sehari-hari lebih besar dari pada jumlah peserta ujian.

3. Menggabungkan beberapa tingkat kelas dalam satu ruang ujian. SMA Negeri 3 Karimun (mungkin juga sekolah lain) memang mencampurkan kelas X, XI dan XII dalam satu ruang ujian dengan maksud mereka tidak dapat saling bekerja sama. Kalau pun dalam ruang yang sama terdapat siswa dengan kelas yang sama tapi mereka pasti akan duduk dengan jarak yang jauh antara satu dengan lainnya. Ini jelas akan membuat siswa tidak mudah untuk saling bekerja sama dalam satu ruang.

Untuk strategi mengefektifkan waktu ujian, sekolah SMA Negeri 3 Karimun membuat satu ketentuan buat setiap siswa untuk tidak boleh keluar duluan sebelum waktu (alokasi) ujian habis. Kalaupun ada siswa yang mengaku telah menyelesaikan jawaban soal-soal ujiannya, tetap saja tidak dibenarkan untuk keluar ruangan ujian. Para siswa ini tetap dijaga di dalam ruang ujian agar tidak mengganggu ruang yang lain.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...