Safro malu sambil menyembunyikan air matanya dari Tina. "Aku tidak menangis, Tina." Safro membantah. Padahal setelah tendangan pinalti itu selesai dan pemain-pemain Brazil tertunduk lesu di lapangan, Safro pun tidak bicara apapun kepada isterinya. Saat menonton berdua tadi, suara Safro sangat dominan berkomentar. Dan ketika Neymar mengoyak jala gawang Koroasia bahkan Safro melonjak kegirangan sambil suaranya terpekik-pingkau. Ini kok diam saja? Tanya Tina dalam hati. "Aku tidak menagis," katanya sekali lagi sambil berlalu ke kamar tidur.
Tina masih menyaksikan layar kaca. Melihat para pemain
Koroasia berpelukan sesama pemain. Mereka mampu menumbangkan favorit juara Piala
Dunia Qatar ini. Menurut pengamat, Brazil akan menambah koleksi piala dunianya.
Sejak babak penyisihan hingga melumat Korea di babak 16 besar, orang masih
percaya analisis pengamat, Safro sendiri sangat gila dengan kesebelasan Negeri
Samba. Dimanapun Brazil berlaga pasti dia menyokong. Maksudnya menyokong dari
balik layar kaca. Ah, kenapa kalian kalah malam ini? Keluh Safro sambil
terbaring di kasur.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar