Jumat, 18 November 2022

Kalau ada Taufik-Hidayah, Segalanya Mudah

PENGALAMAN hari Jumat (18/11/2022) ini asyik dan menarik. Itu menurut saya. Menegangkan juga. Pun menurut saya. Serasa akan bermasalah besar, tadinya, nyatanya ada saja solusinya. Itulah mungkin taufik dan hidayah-Nya.

Benar, pecahnya ban mobil bagian belakang sebelah kanan mobil saya, bukanlah hal sepele. Itu sesungguhnya masalah lumayan besar. Sudah pasti akan mengganggu perjalanan. Karena itulah kaki saya, selama ini. Kemana mau pergi, mobil tua itu adalah andalannya. Jika bannya kehilangan angin, ya buyar jadinya.

Kisahnya, karena sedikit terburu-buru untuk hajat menjemput cucu ke sekolahnya, siang sekitar pukul 11.00, saya membelokkan mobil terlalu kuat. Itu di area parkir mobil SDIT Darul Mukmin. Semen pembatas jalan sekaligus menjadi tempat menanam bunga sebagai hiasan halaman, saya langgar begitu saja. Tidak disengaja dan tidak disadari kalau roda belakang bagian kanan melindas sudut tembok itu. Serasa menabrak benda keras --karena semen itu memang keras-- saya meneruskan saja jalannya mobil. Dari area Yayasan Darul Mukmin ke areal SLB, tempat cucu saya dititip dan akan saya jemput, mobil saya tetap berjalan dengan baik. Hanya terasa sedikit lebih berat menjelang sudah dekat ke SLB.

Sampai di halaman SLB, saya melihat ban mobil saya bagian belakang. Sebelah kanan. Pecah ternyata ban mobil itu. Tentu saja anginnya sudah amblas. Saya langsung teringat ada kewajiban tugas siang ini, sebagai khatib di Masjid Al-Falah, Kampung Melayu, Bukit Senang. Jika diukur waktu itu, pukul 11.05 sementara kendaraan saya sudah rusak begitu. Pasti saja ini masalah. Tidak mungkin saya berjalan kaki ke Wonosari, rumah saya. 

Saya mencoba mencari-cari nomor telpon bengkel ban mobil langganan mobil saya. Ternyata tidak ada. Saya heran, mengapa tidak ada? Perasaan saya dulu ada nomor HP orang itu. Pikiran dan perasaan saya sudah semakin galau. Waktu terus berjalan. Saya berpanas di halaman SLB dengan mobil tua saya.

Akhirnya saya minta tolong anak saya, Opy. Sebenarnya segan juga karena baru kemarin Rabu dia menukah dan sudah tidak tinggal serumah lagi. Tapi saya tetap menelponnya, minta jemput dan antarkan ke rumah Wonosari.

Dengan memacu kendaraan agak kencang, saya sampai ke rumah sekitar pukul 11.40. Sudah sangat singkat waktu itu, menjelang akan masuknya waktu zuhur (Jumat). Lalu buru-buru bersiap, akhirnya saya berangkat dengan mengendarai scutter tua saya. Wonosari ke Kampung Melayu yang lumayan jauh, perlu waktu belasan menit juga jika dipacu.

Saya benar-benar memacu vespa merah itu menuju Masjid Al-Falah. Dengan kecepatan rata-rata 60 km per jam, saya sampai di pekarangan masjid persis saat pengurus sudah menyampaikan pengumuman peranda prosesi solat Jumat akan segera dimulai. Saya bersyukur karena akhirnya sampai dengan selamat ke masjid menjelang waktu  masuk. 

Alhamdulillah, kata saya. Benar kata ustaz, jika Allah menyertai kita dengan taufik serta hidayah-Nya, maka urusan kita insyaallah akan lancar saja.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Pesan Gubernur Saat Menutup Resmi STQH ke-11 Provinsi Kepri

GUBERNUR Kepri, H. Ansar Ahmad, menutup secara resmi perhelatan STQH (Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits) XI Tingkat Provinsi Kepri tahun 20...