Sabtu, 09 Juli 2022

Safro Mengenang Hari Arafah

SEDARI kecil hingga dewasa Safro memahami Hari Arafah sebagai hari saat orang kampungnya berpuasa. Dari anak-anak hingga orang tua-tua semaunya berpuasa. Safro tidak pernah berpikir kalau Arafah itu adalah nama satu lokasi di Arab Saudi, tempat para haji berkumpul dengan berpakaian putih-putih. Dari bayi hingga uci-uci, dari yang suci hingga hidup suka membenci semuanya berpakaian ihram. Itulah puncak haji. Dan yang tidak pergi haji itulah yang berpuasa.

Kini Safro sudah lama lupa itu. Hidup di kota ternyata mengubah segala-galanya. Orang kota tidak saling kenal, tidak juga saling bersama kalau ada apa-apa. Itu perasaan Safro sejak hidup di kota. Kenangan Hari Arafah selama di desa kini teringat olehnya. Dia sudah berniat berpuasa sejak dua-tiga hari lalu, saat heboh puasa Arafah di medsos. "Jadi kita puasanya hari apa, ya Bu?" Safro bertanya kepada isterinya yang ikut bingung mendengar info kalau tahun ini ada dua Hari Arafah. Kok bisa dua hari? Pertanyaan ini tidak tahu mau disampaikan kepada siapa? Keluh Safro dalam hati.

"Jadi kita solat Ied hari apa, Bu?" Isterinya tidak menjawab pertanyaan itu. Kata orang-orang ada dua hari. Hari besok dan lusanya. Kita mau solat hari apa? Safro benar-benar bingung. Kemarin dia tidak makan seharian. Ditanya Tina, isterinya apakah dia puasa, dia tidak bisa memastikan. Hari ini Safro tidak juga mau makan siang. Sejak pagi hingga siang dia belum meminum air seteguk pun. Nasi juga tidak. Sudah dua hari. Dia hanya teringat Hari Arafah di desanya. Orang tidak ada yang makan pada siang hari.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Catatan Kunjungan FKUB Batam di FKUB Karimun

BEBERAPA hari menjelang rencana kedatangannya ke Kabupaten Karimun salah seorang pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Batam me...