Sabtu, 11 Juni 2022

Safro Tak Bersedia Vaksin Ketiga

PADA vaksin pertama Safro memang mengeluh kepada isterinya. Semula dia tidak bersedia. Mengapa harus divaksin-vaksin orang setua kita? Macam imunisasi saja, katanya. Kalau anak-anak bolehlah diimunisasi. Kalau kita kan sudah kebal? Berbagai dalih dia kemukakan agar tidak ikut bininya ke Puskesmas. Tapi Tina, isteri tercinta itu pintar berargumen. Dia ingatkan Safro kalau vaksin covid itu wajib. Selain untuk kesehatan juga untuk syarat bepergian. Akhirnya Safro luluh.


Pada vaksin kedua dia benar-benar menolak ajakan isterinya. "Tidak, tidak, aku tak hendak. Saya tidak mau divaksin lagi. Ternyata memang buat demam." Safro terbayang vaksin pertama yang membuat dia harus istirahat bekerja dua hari. Bukan istirahatnya yang dia sesalkan. Tapi tidak bekerjanya. Tidak ada uang masuk, katanya dalam hati. Tapi Tina minta untuk bersabar dan menahan sedikit 'meriang' yang dia akan rasakan nanti. Dan Safro tetap luluh oleh ibu beranak satu itu.

 

Kali ini Safro tidak banyak bicara. Tina sudah tiga hari merayunya. Safro kokoh bertahan. Dia suruh bininya pergi sendiri. Bawa aja motor sendiri. Atau bisa sama Akri, katanya. Dia berusaha menghindar. Setiap jadwal vaksin disampaikan isterinya, dia menghilang. Entah kemana dia ngumpet. Pokoknya dia tidak ada di rumah. Isterinya mulai kehilangan akal bagaimana merayu lakinya. Karena tidak ada juga jalan tengahnya, Tina mengancam akan pergi. "Saya mau ke rumah Bapak, empat hari," katanya sambil membawa sebuah tas. Safro termenung.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...