Pak Dedi, Ketua Bidang Perhakiman sudah melaporkan ke Ketua Harian LPTQ Kabupaten kalau Safro menolak menjadi DH. Pak Arlan yang sudah dua periode menjadi peneraju LPTQ heran, mengapa tiba-tiba Safro menolak menjadi DH tahun ini. Kita perlu dia. Dialah yang paling mengerti dan berpengalaman dalam menilai peserta MTQ. Bupati juga selalu mengingatkan agar Safro tetap diutamakan menjadi juri. Pemda ingin peserta yang terpilih adalah yang terbaik karena akan berlaga di ajang MTQ Tingkat Provinsi. Ketua Umum LPTQ juga mengingatkan Ketua Harian agar Safro tetap menajdi DH
Pagi ini Pak Arlan langsung mendatangi Safro ke rumahnya. Tidak lagi menyerahkan tugas itu ke Pak Dedi yang notabene mengurus DH se-Kabupaten. Tapi Safro bergeming menolak permintaan Pak Arlan. "Saya tidak bersedia, Pak," jawabnya berulang-ulang. Tapi kenapa? Mengapa Safro tiba-tiba menolak tugas mulia yang selama ini menjadi kebanggaannya? Dia bahkan tidak pernah terdengar mengeluh masalah honor DH yang selalu kecil? Pak Arlan bertanya seribu dugaan. Jangan-jangan karena honor yang selalu kecil itu? Pak Arlan hanya menghayal saja.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar