Jumat, 25 Maret 2022

Catatan Pagi: Sikap Kita dan Sikap Mereka

KALAU boleh berharap, bagaimana sikap kita kepada orang kita pun ingin orang tersebut bersikap yang sama kepada kita. Maksudnya, kita berbuat baik kepada orang lain, kita pun ingin diperlakukan baik oleh orang itu. Namanya juga harapan. 

Tentu saja tidak bisa begitu. Berlaku baik kepada siapa saja, itu sudah seharusnya. Agama dan akhlak mengajarkan begitu. Tapi jika berharap hal yang sama kepada diri kita, itu berlebihan. Seharusnya itu terjadi atas keinginan dari orang saja. Bukan karena kita menyuruh bahkan berharap saja tidak perlu.

Dalam hidup, benar orang boleh saling berharap. Berharap saling berbuat baik. Kita berbuat baik, mereka atau orang lain, itu juga berbuat baik. Itu idealnya. Tapi pasti tidak akan selalu berjumpa keadaan seperti itu.

Bagaimana jika yang ditemukan adalah sebaliknya. Sikap baik kita justeru berbalas sikap tidak baik. Bantuan kita bebalas kesulitan bagi kita. Tentu saja ini bukanlah sesuatu yang aneh. Munculnya peribaha, 'air susu dibalas air tuba' misalnya adalah bukti bahwa sikap baik seseorang bisa saja berbalas tidak baik dari orang lainnya.

Di pihak kita sesungguhnya yang utama adalah bertahan dengan sikap yang diajarkan eitika dan agama, yaitu tetap berbuat baik kepada orang meskipun orang tidak berbuat baik kepada kita. Kebaikan kita, itu sudah satu point kebaikan (pahala) bagi kita sedangkan kejahatan atau keburukan orang kepada kita itu adalah point kedua bagi kita. Artinya ada peroleh dua pahala atas keadaan seperti itu. Maka tetaplah kita bertahan dengan sikap --yang baikk-- saat ini, Insyaallah, sikap itu akan meringankan langkah kita.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...