CATATAN literasi sore ini tentang mengurus anak ayam. Sejak hampir dua pekan lalu, persisnya sejak 5 November 2021 jumlah penghuni rumah terbuat dari kawat bersize satu inchi, itu bertambah. Ketika dibuat empat bulan yang lalu hanya ada 10 ekor anak ayam di dalamnya. Itu ayam peninggalan almarhum mertua.
Ayam-ayam generasi pertama dari kandang 'mewah' itu sudah besar. Satu ekor calon jagonya hilang entah kemana. Dicuri orang atau pergi jauh lalu sesat, entahlah. Sisanya sudah pada remaja menjelang dewasa. Dua jantan masih ada dan sudah pandai kawin. Dan dari salah satu pejantan itulah betinanya bertelur.
Salah satu betinanya sudah menjadi induk. Dan sudah produksi tujuh ekor anaknya. Itu sepekan yang lalu. Tapi generasi kedua penghuni kandang ayam adalah anak-anak ayam yang didatngkan dari rumah mertua, Kampung Bukit. Artinya ada dua perindukan saat ini tambahan penghuni rumah mewah ayam-ayam itu.
Tambahan 17 ekor anak-anak ayam dari dua induknya itulah yang saat ini menambah kesibukan saya. Kalau generasi pertama sudah boleh dilepas dan mencari makan sendiri, tentu saja dua 'grup' baru ini butuh penanganan khusus. Harus ditempatkan pada kandang berukuran kecil. Belum bisa digabungkan dengan ayam-ayam generasi awal.
Sore tadi, ayam-ayam itu membuat sedikit repot. Kebetulan bakda asar, itu saya ada kegiatan. Sedikit terlambat pulang ke rumah. Padahal dua pekan ini saya harus standbay setengah jam menjelang magrib untuk mengurus ayam-ayam itu. Tersebab sudah dekat magrib sementara anak-anak ayam itu belum ditempatkan pada kotak khusus yang sudah disediakan. Rasanya kekurangan waktu sore ini.
Alhamdulillah menjelang azan magrib, selesai juga urusan ayam-ayam itu. Ayam-ayam generasi pertama sudah bisa masuk kandang sendiri. Dan ayam-ayam generasi kedua dan ketiga ini pun dapat terurus menjelang kumandang azan itu. Alhamdulillah, akhirnya selesai juga calon jago dan calon induk ayam itu diurus.***
Ada saja idenya.
BalasHapus