Senin, 22 November 2021

KH Syarifuddin Almakky: Empat Ciri Wali Allah

PADA acara pertemuan bulanan Ishaka (Ikatan Silaturrahim Haji dan Keluarga) 1427 hari Ahad (21/11/2021) kemarin KH Syarifuddin Almakky memberikan tausiah. Tuan rumah pertemuan, Hj. Masni mengundang kiyai Syarifuddin untuk mengisi acara pertemuan. Kiyai yang dipanggil juga dengan panggilan buya, itu memberikan ceramah tidak terlalu lama mengingat waktu yang memang sudah singkat.
 
Pertemuan Bulanan Ishaka 1427 yang anggotanya adalah para haji-hajjah dari beberapa angkatan --saat ini--sesungguhnya bermula dari inisiatif haji-hajjah angakatn tahun 2006/2007 M atau 1427 H. Ketika rombongan haji 2006/2007 yang berasal dari Pulau Karimun, itu kembali ke Tanah Air --saat itu-- mereka berinisiatif menggelar reuni silaturrahim sesama haji angkatan yang sama. Diawali dari rumah (alm) H. Nurdang yang waktu itu didapuk menjadi ketua kelompok yang bernama Ishaka 1427 ini. Dan sejak itu pertemuan bulanan ini terus dilaksanakan secara rutin. Saat ini anggotanya sudah bergabung dengan para haji-hajjah angkatan sesudahnya. Tidak lagi hanya haji-hajjah angkatan 1427 saja.


Setiap bulan dilaksanakan pertemuan di rumah-rumah anggota secara bergiliran dengan cara diundi. Bagi siapa yang nomor dan nama undiannya tercabut, maka pertemuan bulan depannya akan dilaksanakan di rumahnya atau di tempat lain yang ditentukan olehnya. Bulan lalu (Oktober) menjadi tuan rumah adalah Hj. Adriati atau lebih dikenal dengan panggilan Bu Yet. Dan pada bulan November 2021 ini di rumah Ibu Hj. Masni yang namanya keluar dalam cabutan undian saat itu.

Bu Hj. Masni mendatangkan KH. Syarifuddin Almakky sebagai pengisi acara dalam bentuk tausiah. "Saya bukan mau berceramah karena Bapak/ Ibu adalah orang tua-tua yang tidak pantas saya ceramahi," kata ustaz membuka tausiahnya siang itu. "Saya akan menyampaikan pesan para ulama yang hidup 1.100 tahun yang lalu. Kita tidak bisa mengundangnya lagi tapi kita bisa membaca pesan-pesannya." Begitu kiyai membuka tausiahnya sekaligus menyebutkan buku dan pengarang buku itu. Dia membawa buku yang ditulis oleh Abuya Sayyid Muhammad Alawy AlMaliky yang ditulis dalam Bahasa Arab gundul.


Kata Kiyai Syarifuddin, mestinya sebagai muslim bacaan alquran kita harus bagus. Bagi Bapak-bapak jangan sampai segan menjadi imam solat tersebab bacaan ayat-ayat alquran kita tidak bagus. "Belajarlah terus. Jangan takut jadi imam," imbaunya di awal ceramah. Bapak-ibu semua adalah muslim/ muslimah yang istimewa di hadapan Allah. Bagi yang sudah berkesempatan pergi ke Tanah Suci untuk menunaikan haji artinya dia sudah sangat beruntung. "Banyak orang berduit, sehat dan bahkan ingin sekali ke haji, tapi belum kesampaian. Artinya panggilan Allah yang diserukan oleh Nabi Ibrahim, itu belum bisa dia penuhi." Itulah sebabnya kiyai mengingatkan pentingnya mendalami agama dan beribadah sebaik yang bisa.


"Haji/ Hajjah yang hadir ini adalah orang yang dapat panggilan Allah untuk ke Tanah Suci, berhaji. Maka marilah sempurnakan ibadah kita dengan sebaik-baiknya. Dekatkan diri terus kepada Allah." Kiyai Syarifuddin menjelaskan beberapa tanda orang yang dekat dengan Allah sebagaiman tercantum dalam buku berbahasa Arab yang dibawanya siang itu. Katanya ada empat tanda waliyullah yang sebaiknya kita miliki. Pertama, menjaga rahasia dengan Allah. Maksudnya Allah akan memberikan hal-hal rahasia yang khusus diberikan kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Tidak boleh rahasia-rahasia khusus itu disampaikan kepada orang awam. Inilah maksud menjaga rahasia hanya dengan Allah.

Ciri kedua, selalu terhubung dengan Nabi. Orang-orang yang ingin hubungannya terjaga baik dengan Allah maka dia mestilah menjaga hubungan baiknya dengan Nabi. Lakukan tindakan dan perbuatan yang pernah diteladankan oleh Muhammad. Makan, minum, masuk rumah, bergaul atau apa saja, ikutilah cara nabi, maka tindakan dan perbuatan itu akan mendapatkan pahala dari Allah. Artinya hubungan baik kita dengan Allah akan terpelihara. Begitu pak kiyai menjelaskan.

Ciri lainnya, ketiga adalah kuat menahan cercaan dari manusia. Tidak mudah putus asa mendapat ujian apapun. Konsistensinya (istiqomah) dalam ibadah tidak bisa dipengaruhi oleh apapun. Dan ciri keempat adalah bisa bergaul dengan semua orang. Bersama orang tua, anak muda atau orang-orang dewasa dan seusia dia selalu bisa menyesuaikannya. Tidak akan menimbulkan persoalan baginya jika harus bersama siapa saja. Itulah waliyullah.

Selain menyampaikan beberapa ciri orang-orang baik di mata Allah, ustaz juga mengingatkan perihal godaan dan tantangan dalam memelihara hubungan dengan Allah. Untuk itu dia mengingatkan agar tetap istiqomah dalam akidah dan jangan pernah mudah digoda apa saja yang akan merusak hubungan kita dengan Allah.***
Juga di tanaikarimun.com dan terbitkanbukugratis.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Catatan Kunjungan FKUB Batam di FKUB Karimun

BEBERAPA hari menjelang rencana kedatangannya ke Kabupaten Karimun salah seorang pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Batam me...