KEPERGIAN Pak Yatim Mustafa dalam usia 63 tahun pada hari Selasa (07/09/2021) malam sekitar pukul 22.00 mengejutkan teman-teman, karib-keluarga dan handai-tolan. Orang tahu kalau dia sehat-sehat saja. Orangnya mudah tersenyum dan ramah. Meskipun suaranya cukup keras, itu lebih kepada ketegasannya dalam berbicara. Innalilahi wainnailaihi rojiuun, Selamat Jalan, Sahabat.
Hari ini sejak malam tadi adalah hari berduka bagi semua orang yang mengenal guru yang pernah menjadi Kepala Sekolah dan Kepala Dinas Pendidikan ini. Selesai sudah perjalanan seorang Yatim, putra kelahiran Tanjungbatu, 28 Desember 1958. Begitu tulis seorang Kepala Sekolah yang masih keluarga Pak Yatim, Memme di akun medsosnya. Mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri, ini meninggal di Tanjung Pinang, kota terakhir tempat dia mengabdi sebagai abdi Negara. Catatan pengabdian Pak Yatim bermula dari seorang guru BP, lalu dipercaya menjadi Kepala Sekolah di Tarempa, SMA Negeri 2 dan 1 Karimun. Juga di SMA Negeri 2 Tanjungpinang.
Nama Yatim tidak hanya sekadar namanya dengan nama lengkap Dr. Yatim Mustafa, MPd anak dari Pak Madrus. Nama Yatim sering diplesetkannya sendiri untuk menyebut anaknya yang sudah menjadi anak yatim padahal bapaknya masih hidup. Selalu dia menyebut sebutan anak yatim untuk anaknya yang masih mempunyai bapak, Yatim Mustafa. Terakhir dia mengulang kalimat itu pada 30 Agustus lalu. Seperti dikatakan Pak Raja Rahman ketika bertemu di Tanjungpinang. Dia masih sempat mengatakan bahwa anak-anaknya sudah menjadi anak yatim padahal orang tuanya masih hidup.
Kini, Pak Yatim benar-beanr meninggalkan anak-anaknya dengan sebutan anak yatim. Benar-beanr anak yatim yang ditinggalkan oleh ayahnya. Syukurnya, anak-anak belyau sudah dewasa dan tidak lagi mengkhawatirkan kepergian orang tuanya. Selamat jalan, Pak Yatim. Kami selalu berdoa semoga Allah mengampuni segala dosa dan ditempatkan pada tempat terbaik di sisi Allah Swt.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar