Jumat, 10 September 2021

Nurhayati Pergi untuk Tidak Akan Kembali Lagi

SEPERTI jodoh, maut atau kematian juga rahasia Tuhan. Allah saja yang tahu kapan seseorang akan dipanggil menghadap-Nya. Yang pasti, kepergian seseorang dari dunia yang fana, ini dipastikan oleh ketentuan ajal yang ditentukan-Nya. Seperti kepergian Nurhayati binti Syamsuar, isteri Azwar pada hari Jumat (02/07/2021) lalu hampir semua keluarga dan teman-temannya tidak yakin berita itu. Benar-benar tidak terbayangkan sebelumnya. Tidak disangka-sangka meskipun dia baru saja melewati proses sulit melahirkan anak ketiganya melalui operasi.

Berita kepergiannya yang disampaikan Ibundanya, Syamsiar kepada keluarga lain yang berjarak tempat tinggal berjauhan seolah tidak dapat dipercaya. Usianya masih muda, rentang 37 tahun. Kabar duka itu disampaikan setelah pihak Rumah Sakit (RS) menginformasikan kepada Ibundanya bahwa Nurhayati telah pergi untuk selamanya. Tidak dijelaskan pukul berapa persisnya Jumat itu dia pergi.

Nurhayati, anak sulung Syamsuar dengan ibunya, Syamsiar, adik kandung saya yang otomatis anaknya itu adalah anak saya juga membuat saya dan keluarga besar kami seperti tidak percaya berita pagi itu. Inur, begitu dia disapa dalam keluarga telah 'pergi' untuk tidak akan kembali lagi. Setelah melewati masa berat saat melahirkan anak ketiganya pada Sabtu (19/06/2021) itu dia dirawat di RS Budi Kemuliaan, Batam. Dalam perawatan itulah dia meninggalkan bayinya yang sehat walafiyat. 

Menurut penjelasan Ibundanya, sebagaimana dijelaskan pihak RS akibat kondisi Inur yang lemah, ia harus dirawat intensif di RS. Sesuai ketentuan, pihak RS juga melaksanakan test PCR kepadanya yang konon dikatakan dia positif terpapar covid-19. Ia pun harus dirawat dan menjalani isolasi sesuai prokes covid di RS itu. Sedihnya, dikatakan layanan di RS itu kurang maksimal. Katanya, stok tabung oksigen kurang sampai kepada stok darah yang kosong sehingga pelayanan kesehatan itu benar-benar tidak memadai.

Kamis, 1 Juli setelah kondisi Inur terus memburuk. Usaha untuk memberikan bantuan obat dan lainnya terus diusahakan meskipun tidak mudah. Berkat bantuan teman-teman di RS di Batam, layanan oksigen Inur mulai baik setelah beberapa hari dia kesulitan bernafas dan oksigen tidak ada. Meskipun sudah mendapatkan tabung oksigen, sesungguhnya kondisinya belum juga stabil. Kadar oksigen darahnya tak juga naik. Pihak RS meminta donor plasma konvalesen untuk Inur. Tapi inilah masalah peliknya waktu itu. Stok plasma konvalesen, sesuai golongan darah Inur, juga sedang kosong. Alhasil, kondisi Inur makin menurun kembali.

Jumat pagi, itu dia pergi dan mendahului kita semua untuk selamanya. Sedih bercmapur bingung, itulah keadaan kami dalam keluarga setelah mendapat berita kepergiannya. Nurhayati pergi dan tidak akan kembali lagi. Bagi kami dan terutama keluarganya, dengan tiga orang anak yang masih kecil, sesungguhnya kehadiran Ibundanya bagi tiga anaknya sangatlah diperlukan. Tapi Tuhan menentukan lain. Keluarga lainnya akan memberikan segala usaha untuk kelanjutan kehidupan anak-anaknya, terutama si bungsu yang yang masih bayi. Bapaknya kebetulan berpenghasilan tetap, semoga tetap dapat menjadi penopang kehidupan dan keperluan lainnya dari anak-anaknya yang ditinggalkannya. Selamat Jalan, Nurhayati, sampai berjumpa di yaumil akhir nanti.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Pertemuan Bulanan IPHI Edisi November, Lancar

PERTEMUAN Bulanan IPHI (Ikatakan Persaudaaraan Haji Indonesia) Kabupaten Karimun edisi November 2024, Ahad (10/11/2024) berjalan lancar. Dih...