KATAKANLAH, berandai-andai saja kita bertanya atau ditanya. Setiap siapapun ditanya oleh siapapun yang bertanya dan dimanapun pertanyaannya disampaikan bersempena HUT (Hari Ulang Tahun) Kemerdekaan RI, misalnya dengan pertanyaan begini, "Sudahkah kemerdekaan bangsa kita mengantarkan kita ke kehidupan yang bebas, rakyatnya, cerdas dan sejahtera sebagaimana dinyatakan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945?" Ayo, jawabannya apa?
Dugaan jawaban yang akan muncul oleh siapapun dan dimanapun adalah, "Belum." Ya, jawabnya pasti dengan kata belum. Kita pasti sepakat bahwa bangsa kita sampai tahun ke-76, tahun 2021 ini, merdeka yang kita harapkan, itu terwujud jika indikatornya cerdas dan sejahtera. Sudah bebas pun ada yang meragukan. Bahwa tidak dijajah lagi, itu benar.
Mari kita ulang baca, pada alinea kedua teks Pembukaan UUD 1945 berbunyi, Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya, yang selalu kita artikan bahwa kemerdekaan yang diproklamirkan Sukarno-Hatta mewakili rakyat Indonesia waktu itu adalah untuk tujuan memperoleh kebebasan dari penjajahan. Walaupun hampir semua negara sudah mengakui kemerdekaan 17 Agustus 1945 itu, tapi apakah di dalam negeri sendiri rakyatnya merasa sudah bebas? Jawaban bisa beragam di antara masyarakat kita. Satu pihak mengatakan kita sudah bebas, tapi di pihak lain tegas mengatakan kita belum bebas, bahkan belum merdeka dari tekanan bangsa lain.
Lalu pada aline lainnya dikatakan bahwa tujuan proklamasi kemerdekaan itu pada hakikatnya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa...sudahkah fungsi ini terlaksana? Setali tiga uang, jawabannya tetap sama, pro-kontra antara yang setuju dengan yang tidak setuju. Bahkan jawaban pertanyaan ini hampir semua orang mengatakan bahwa negara kita belum juga kunjung mampu menyejahterakan dan mencerdaskan rakyatnya.
Sejahtera atau cerdas? Bacalah data Badan Statistik negara kita yang mengatakan begitu besarnya jumlah masyrakat yang miskin di satu sisi dan begitu juga sangat banyaknya masayarakat yang pendidikannya sangat rendah yang menunjukkan masih rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat kita itu. Artinya, cita-cita proklamasi Indonesia yang sudah berusia 72 tahun belum juga kesampaian.
Itulah sebabnya, setiap kita memperingati HUT Kemerdekaan kita, kita akan tetap berkata bahwa tugas kita belumlah selesai. Kemerdekaan yang direbut dan dipertahankan begitu susah, belum juga kita jadikan senjata ampuh bangsa untuk membawa rakyatnya ke pintu gerbang kesejahteraan, kecerdasan dan kemakmuran.
Tugas belum tuntas? Ya, setiap kita apapun profesi kita, sesungguhnya berkewajiban melaksanakan tugas kita dengan tujuan meraih kecerdasan dan kesejahteraan kita untuk terwujudnya kecerdasan dan kesejahteraan bangsa. Inilah pelajaran penting setiap tahunnya yang harusnya terus kita ingat dan terus kita lakukan tugas dan tanggung jawab kita agar bangsa kita benar-benar sampai ke gerbang kesejahteraan dan keerdasan itu. Untuk itu, kebebasan adalah kunci utamanya.
Dirgahayu RI ke-72, mari kita jaga bangsa kita, kita pertahankan persatuan dan kesatuan masyarakat kita, kita pastikan di hati kita NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah satu-satunya yang akan kita jaga dan pertahankan.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar