Menusuk waktuku
Hari-hari kulakukan walau kau tak pernah menunggu
Waktu-waktu ku terus berlalu tanpa ku tahu kemana jalan itu
Padahal kau terus memberi tahu dunia hanya ada satu
Setetes embun di ujung rerumputan kerakap tumbuh di batu kulihat mengering
Di rerumputan halaman lain membuat lelah mata memandang tak ada
Tak jua kutemukan noktah cinta yang terjanji di lubuk dada
Telah kupanjatkan doa renta ke atas sajadah yang terus basah
Air mata berharap ijabah entah bagaimana
Setiap tengah malam senyap saat suara jangkrik sedih menguap
Ku menatap setumpuk harap merayap ke titik-Mu
Tak jua kutemukan niktah cinta yang terjanjikan
Adakah dosa-dosa telah menyumbat hidayah
Adakah angkuh telah merengkuh segala dosa
Adakah fitnah telah melumat taufik-Nya
Tapi aku akan terus bertumpu
Pada akar akidah fardu yang satu
Apakah ini saja yang kutemukan, Tuhan
Akan terus kutembangkan dendang harapan kepada pemegang harapan
Tertatih menuju jalan yang tak dapat kuelakkan, biarlah
Tuhan, cabutlah nyawaku ketika aku mampu menyebut nama-Mu
Tbk, 29032021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar