Sabtu, 22 Mei 2021

Puisi: MENUJU MAUT

Terus kusiramkan peluh lusuh ke terik matahari 

Menusuk waktuku

Hari-hari kulakukan walau kau tak pernah menunggu

Waktu-waktu ku terus berlalu tanpa ku tahu kemana jalan itu

Padahal kau terus memberi tahu dunia hanya ada satu

Setetes embun di ujung rerumputan kerakap tumbuh di batu kulihat mengering

Di rerumputan halaman lain membuat lelah mata memandang tak ada

Tak jua kutemukan noktah cinta yang terjanji di lubuk dada


Telah kupanjatkan doa renta ke atas sajadah yang terus basah 

Air mata berharap ijabah entah bagaimana

Setiap tengah malam senyap saat suara jangkrik sedih menguap

Ku menatap setumpuk harap merayap ke titik-Mu

Tak jua kutemukan niktah cinta yang terjanjikan


Adakah dosa-dosa telah menyumbat hidayah

Adakah angkuh telah merengkuh segala dosa

Adakah fitnah telah melumat taufik-Nya

Tapi aku akan terus bertumpu 

Pada akar akidah fardu yang satu

Apakah ini saja yang kutemukan, Tuhan


Akan terus kutembangkan dendang harapan kepada pemegang harapan

Tertatih menuju jalan yang tak dapat kuelakkan, biarlah

Tuhan, cabutlah nyawaku ketika aku mampu menyebut nama-Mu 

Tbk, 29032021



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Catatan Kunjungan FKUB Batam di FKUB Karimun

BEBERAPA hari menjelang rencana kedatangannya ke Kabupaten Karimun salah seorang pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Batam me...