DOA DEDAUNAN
Di dedaunan tak lagi hijau
Ada tangis pilu meracau
Ulat-ulat daun berubah rupa menjadi ranjau
Ranjau itu kini meledak dan memekak telinga
Pohon-pohon
bakau
Juga pohon-pohon hijau di hutan-hutan daratan yang
diperebutkan
Pohon-pohon lalu berubah menjadi asap
Asap gelap memedihkan mata hati
Dimanakah bening embun yang kutunggu?
Bukanlah kemarau penyebab dedaunan meracau galau
Kami tak.pernah
membakar hutan
Jari-jari kalian menghitung ribuan hektar sawit
dalam genggaman
Sambil memantik tombol korek api
Katanya akan memberikan kemakmuran kepada rakyat
Akan menggantikan pokok-pokok yang dulu hijau
menjadi permadani kesejahteraan
Ternyata dedaunan dan pokok-pokok kini gersang
Terpanggang oleh bentangan sawit yang ditentang
Hutan-hutan kami kini kalian sulap menjadi duit-duit
gelap
Hutan-hutan itu kalian lipat di bawah meja korupsi
dan negosiasi
Tersebab daun yang tak berpucuk
Tersebab pucuk yang tak tumbuh
Pokok-pokok juga pilu membisu dan terus akan punah
Punahlah hutan yang memunahkan harapan
Datanglah banjir yang merendam wajah-wajah geram
tenggelam
Punahlah diam yang bertahun-tahun suaranya tenggelam
Banjir bandang meradang dan menerjang kota dan desa
Jakarta, Surabaya, Kalimantan, Sumatera, Flores dan
entah sudah berapa disapu banjir
Tuhan kirimkan kami ababil untuk mematuk tengkuk
orang-orang berotak busuk
Mematuk otak-otak terkutuk yang menjadikan
hutan-hutan busuk
Mematuk orang-orang yang menggadaikan Negara ini
Nyawa Negeri kami akan sesak sekarat bila serakah
tak jua dikatup
Tuhan, inilah doa terakhir sebelum kami benar-benar
punah
Tbk, 15042021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar