Selasa, 25 Agustus 2015

Ternyata Tidak Bisa Juga

TADINYA saya berpikir dan berharap setelah berpesan agar peserta gerak jalan 45 utusan sekolah saya --SMA Negeri 3 Karimun--tahun ini murni. Yang saya maksud murni di sini adalah bersih dari tradisi 'curang-curangan' peserta dan panitia. Selama ini, yang saya tahu terbukti bahwa nilai-nilai perjuangan 45 yang diimplementasikan dalam gerak jalan 45 KM itu selalu dikotori. Pokoknya tidak bisa murni. Tentu saja ini membuat hati sedih.

Seperti selalu saya nyinyirkan bahwa gerak jalan 45 ini sudah dikotori oleh kecurangan-kecurangan dan sikap kotor dalam pelaksanaannya. Selalu terjadi penggantian peserta di tengah jalan, ketika panitia tidak melihatnya. Dari 11 (sebelas) orang anngota regu yang terdaftar dan melakukan start, ternyata sampai ke garis finish, mereka sudah berganti beberapa kali dengan orang-orang yang berbeda. Tentu saja, namanya saja lagi yang tinggal Gerak Jalan Empat Lima yang berarti jarak tempuh gerak jalannya seharusnya 45 KM. Tapi itu tadi, ternyata pesertanya tidak benar-benar berjalan sejauh 45 km karena adanya penggantian peserta di tengah perjalanan itu. Inilah yang saya maksud tidak murninya pelaksanaan gerak jalan ini.

Setiap tahun saya selalu menyatakan ketidaksetujuan terhadap kebijakan boleh bergantinya peserta gerak jalan 45 ini. Saya memang mendengar bahwa panitia ternyata memang memberikan kesempatan berganti peserta ketika di perjalanan. Pastilah maksudnya agar peserta ini tidak terlalu berat dalam menjalani jarak yang lumayan jauh itu.

Informasi resmi perihal penggantian peserta memang tidak pernah sampai ke sekolah secara tertulis. Tapi dari beberapa sumber, termasuk dari para guru olahraga yang ikut menjadi panitia, kebijakan penggantian ini memang resmi dari panitia. Awal-awal dulu, konon boleh diberikan dua orang pengganti. Lalu bertambah menjadi bertiga orang. Dan tahun ini kabarnya malah bertambah menjadi empat orang. Selebihnya dianggap tidak legal. Tapi tetap saja terjadi penggantian tidak resmi (melebihi jatah) karena panitia memang tidak mampu dan tidak berusaha agar gerak jalan bergengsi ini murni dari kecurangan anggota yang berganti. Padahal sejatinya, sama sekali tidak boleh ada yang diganti.

Untuk tahun 2015 ini, secara khusus saya meminta siswa-siswa saya di SMA Negeri 3 Karimun untuk membuktikan bahwa mereka bisa murni anggota hanya sejumlah sesuai ketentuan saja. Mereka sudah berjanji. Mereka mengatakan tidak akan ada anggota yang berganti di perjalanan sesuai permintaan Kepala Sekolah.

Untuk tahun 2015 ini, secara khusus saya meminta kepada anak-anak saya di SMA Negeri 3 Karimun untuk mencoba mengikuti gerak jalan ini dengan jujur dan murni saja anggotanya sebanyak ketentuan. Saya mencoba meminta mereka untuk benar-benar berjalan sejauh 45 KM itu. Dan mereka berjanji akan melakukan yang murni itu.

Ternyata eh ternyata, harapan saya hanya tinggal harapan. Informasi yang dapat saya percaya menjelaskan kepada saya bahwa hampir semua peserta --regu laki-laki-- itu berganti orang pada jam-jam tertentu. Setelah mereka berjalan dalam gerak jalan itu ternyata hanya tinggal janji saja untuk tetap sejumlah waktu start. Mereka ternyata tidak bisa membuktikan janji kepada saya bahwa mereka tidak akan mengganti anggota.

Saya memang tidak terlalu sedih dan terkejut, ketika pagi hari menjelang garis finish saya memperoleh informasi bahwa anak-anak saya ternyata tetap saja berganti orang. "Hampir semuanya bergantian dalam perjalanan, Pak." Begitu penjelasan dari salah seorang siswa yang malam itu dia bertindak sebagai pengiring. Siswa pemberi informasi ini memang tidak tahu kalau saya ada semacam janji dengan peserta gerak jalan. Sekali lagi, saya sama sekali tidak sedih.
Yang melakukan kecurangan penggantian peserta ternyata --seperti tahun-tahun sebelumnya-- bukan hanya siswa/ wi saya, dari SMA Negeri 3 Karimun saja. Justeru regu sekolah-sekolah lainnya lebih parah. Begitu kata anak-anak saya bagaikan membela diri, ketika saya bertanya baik-baik perihal penggantian peserta itu. Bahkan ada sekolah yang mengganti anggotanya sampai satu regu. Haha. Benarkah?

Akhirnya saya hanya berdoa saja, semoga suatu hari nanti, panitia pelaksana gerak jalan 45 Kabupaten Karimun mengubah cara bverpikirnya. Tidak lagi sekadar untuk menggembirakan dan memperbanyak peserta saja. Nilai-nilai kepahlawanan dan perjuangan yang terkandung dalam lomba gerak jalan itu benar-benar dapat dibuktikan. Artinya, seluruh peserta wajib benar-benar  berjuang keras untuk berhasil dalam lomba gerak jalan ini. Jangan lagi menggunakan mental 'asal menang' saja. Ini bukan mental bernilai kepahlawanan. Jujurlah dalam berlomba. Itu saja. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Catatan Kunjungan FKUB Batam di FKUB Karimun

BEBERAPA hari menjelang rencana kedatangannya ke Kabupaten Karimun salah seorang pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Batam me...