BELAJAR dan memulai menulis bisa dari mana dan di mana saja.
Ketika tekad untuk belajar dan memulai menulis sudah dimiliki, maka jangan ada
keraguan sedikitpun. Mulai saja menulis. Tulislah apa saja. Semakin ragu,
semakin tidak menentu. Lama semangatnya akan hilang berlalu.
Ada penulis memberi resep, "Menulislah setiap hari,
buktikan apa yang terjadi!" (Om Jay). Ada pula kalimat, "Menulis itu
nenyalakan pelita hati." Atau kalimat begini, "Jadilah penulis dan
pembaca maka Anda akan menjelajah dunia." Saya tak tahu, itu pernyataan
siapa saja. Tapi ada ratusan bahkan ribuan kalimat motivasi dibuat untuk
memberi semnagat kepada caloncalon penulis.
Walaupun demikian, ternyata tetap tidak mudah menyuruh
seseorang untuk menulis. Bagi kita guru, terasa betul betapa sulitnya menyuruh siswa
bahkan sesama teman guru untuk menulis. Berbagai alasan dijadikan penghalang
untuk menulis. Dan alasan sepele tapi klasik adalah 'malas' atau 'tidak ada
ide'. Sungguh alasan dari dulu hingga sekarang, selalu muncul kalimat ini.
Satu dua bulan ini, saya melihat rekan-rekan guru di sekolah
sudah mulai ada sdikit berubah. Sejak hampir satu tahun lalu, ketika lahirnya
peraturan yang mewajibkan membuat karya tulis (PTK, misalnya) bagi yang akan
naik pangkat, maka motivasi untuk menulis itu semakin diperkuat. Rekan=rekan
guru saling mengingatkan. Dan sejak itu pula, para guru sepakat untuk
memulainya dengan membuat status yang pendek saja dulu. Isi status tentu saja
diharapkan mengenai kejaidan sehari-hari.
Nah, satu dua bulan ini saya melihat ada beberapa guru yang
mulai membuat status di akun faceboknya. Lebai? Tidak, karena selama ini
ternyata jangankan memanfaatkan facebook untuk komunikasi dan pertemanan, malah
ada yang tidak atau belum memiliki akun facebook. Dan ketika sudah ada yang rajin mengisi
halaman facebooknya dengan kalimat-kalimat yang juga mengandung pesan, itu
artinya sudah ada kemajuan.
Seorang guru menulis begini: "Suatu Pekerjaan
apabila tdk segera dikerjakan,maka ianya akan menjadi sesuatu yg sangat
memberatkan,bahkan bisa jadi ianya atau tdk akan terselesaikan.Begitu juga
sebaliknya,pekerjaan yg segera diselesaikan akan membuat pikiran tenang, jadi
sebanyak apapun pekerjaan apabila dikerjakan setahap demi setahap maka pasti
akan terselesaikan.untuk itumarilah kita melawan rasa malas yang ada pada diri
kita." (Ponila Wati, 29/ 04/ 14). Status ini dikomentari oleh
beberapa orang guru. Itu juga bagus sebagai latihan menulis.
Ada juga contoh status seorang guru begini, "Seperti biasa agenda rutin sesudah upacara bendera senin 28
april 2014 pertemuan majlis guru bersama kepala sekolah untuk mengkoreksi
perkembangan dan kemajuan sekolah dalam KBM serta bertukar informasi seputar
output dan input pastinya.ada beberapa informasi dan koreksi yang di sampaikan
pak Rasyid Nur sebagai pimpinan ke majlis guru mengenai..
1.kurangnya minat membaca para siswa siswi sma n3.sumber
dari pengunjung pustaka satu hari hanya 4 orang siswa dgn orang yg sama.
2.tetap dan tidak akan berubah menanamkan nilai BUDAYA
BERSIH,TERTIB, dan DISIPLIN dengan WAKTu.
3.ini yg tidak bisa di tawar lagi MENYONGSONG KURIKULUM 2013
permendikbut no 81A.
Untuk kls XI dan XII masih menggunakan ktsp sedangkan kls X
menggunakan kurikulum 2013 mudah2an sman3 siap dan bisa menjalankan amanah yg
di berikan dan di tugaskan oleh dinas pendidikan di
karimun....." (Desseriyani Ardys) Tidak dikutip keseluruhannya. Lumayan panjang statusnya.Juga dikomentari oleh beberapa orang lainnya.
Jika guru memang belum mau membuat tulisan yang lebih
panjang (lengkap), saya percaya dengan aktif menulis akun facebook pun akan
mampu terbina kreativitas tulis-menulisnya. Tentu saja akan menjadi
kunci, apakah bisa konsisten secara rutin atau sebaliknya, menggunakan filsafat 'panas,
panas tahi ayam?" Jika konsisten dan rutin membuat dan menyampaikan
gagasan di status facebook, insyaallah itu juga akan menjadi karya tulis. Tapi harus
terus ditingkatkan hingga saatnya menjadi sebuah karya tulisan yang sebenarnya.
Banyak membaca? Ya, itu wajib jika ingin mengembangkan keterampilan menulis.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar