TIDAK berlebihan harapan akan lahirnya polisi bersih setelah
Komjen Sutarman resmi memegang tongkat komando Polri. Polemik layak-tidaknya
mantan Kabareskrim itu menerajui Kepolisian RI sudah berlalu. Suka atau tidak
suka, Presiden SBY sudah melantiknya pada sore Jumat (25/ 10) lalu. Setelah
melewati uji kelayakan dan kepatutan di DPR presiden memang tampak senang
dengan pengajuan satu nama calon Kapolri itu.
Setelah sepekan lebih resmi menjadi orang nomor satu di Polri,
rakyat tentu saja kian tidak sabar menanti gebrakan Sutarman. Janji manis di
awal pencalonannya untuk menciptakan polisi 'bersih' layak dinanti. Walaupun di
awal-awal juga ramai yang meragukan komitmen Sutarman untuk membuat polisi
lebih dihargai tapi sesumbarnya di depan Dewan Terhormat, DPR-RI untuk mengubah
imej polisi kotor menjadi polisi bersih kini harus kita tagih.
Di berbagai media kembali diingatkan bahwa begitu banyaknya
kasus-kasus pelanggaran hukum yang mandeg selama Sutarman menjadi peneraju
Bareskrim. Di sebuah media online kembali dirilis 25 kasus korupsi yang sudah
lama ada tapi tidak dianggap apa-apa. Sutarman seolah-olah membiarkan saja.
Sebutlah misalnya, kasus Aipda Labora Sitorus (kasus aliran dana dari seorang
bintara polisi di Papua kepada beberapa pejabat Polri) yang masih hangat di
telinga masyarakat. Kasus itu adalah kasus di tahun ini.
Jika dirunut ke belakang sebutlah kasus korupsi
serifikat tanah Depo BBM Pertamina (Oktober 2012), kasus kasus korupsi Pelat
Nomor Kendaraan Bermotor (2012), kasus Rekening Gayus Tambunan (2010),
kasus Dugaan kasus korupsi alat kesehatan atau pengadaan barang di
Kemenkes dan Kemendikbud tahun 2009 dan 2010, kasus Pembelian saham
perusahaan PT Elnusa di PT Infomedia (2009), kasusPengelolaan dana PNBP
(Penerimaan Negara Bukan Pajak). dan banyak lagi. Berita yang
dirilis http://www.voa-islam.com misalnya
mengurutkan kasus dari tahun 2002 (kasus Jamsostek) hingga ke kasus Labora itu tadi.
Bagaiamana Bapak menyikapi tunggakan
kasus yang seolah-olah terbiar itu? Jawaban untuk pertanyaan inilah sejatinya yang mesti menjadi awal
gebrakan Pak Kapolri. Inilah sejatinya yang mesti dikejar. Kami sangat mengharapkan, kalau perlu selesaikan
semua kasus korupsi yang melibatkan anggota Bapak terlebih dahulu. Begitu kira-kira pesan rakyat.
Untuk gebrakan ini harus diingat pesan tetua bangsa. Pesan orang-orang bijak, kalau ingin membersihkan orang lain ya bersihkan terlebih dahulu diri sendiri. Nah, di awal tahun baru hijriyah ini alangkah baiknya Bapak bersih-bersih ke dalam. Lagi pula Bapak kan sudah berjanji akan membenahi internal terlebih dahulu. Tuntaskanlah semua kasus hukum yang dilakukan oleh anggota Polri. Insyaallah Tahun Hijryah ini akan sangat berkesan buat Bapak.
Untuk gebrakan ini harus diingat pesan tetua bangsa. Pesan orang-orang bijak, kalau ingin membersihkan orang lain ya bersihkan terlebih dahulu diri sendiri. Nah, di awal tahun baru hijriyah ini alangkah baiknya Bapak bersih-bersih ke dalam. Lagi pula Bapak kan sudah berjanji akan membenahi internal terlebih dahulu. Tuntaskanlah semua kasus hukum yang dilakukan oleh anggota Polri. Insyaallah Tahun Hijryah ini akan sangat berkesan buat Bapak.
Maaf,
jika harapan kami ini terlalu berlebihan. Lebih dari sekedar harapan ke Bapak,
sebenarnya jika Bapak berhasil memulainya, inilah catatan tinta emas institusi
hukum yang tidak akan pernah hilang dalam sejarah: Polri Bersih. Kelak KPK tidak akan
berani menepuk dada lagi karena kepolisian sudah jauh lebih bersih dari pada
KPK. Bisakah?***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar