Sabtu, 02 November 2013

Berjalan-jalan Sambil Belajar, Bisakah?

TANGGAL 6 hingga 10 November ini, insyaallah para Kepala Sekolah yang tergabung dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA/ MA se-Kabupaten Karimun akan mengadakan perjalanan (tour) ke Pulau Jawa. Sasaran utama adalah kota Jogyakarta (DIY) dan Surabaya (Jawa Timur). Perjalanan lima hari itu dikemas dengan nama 'Study Banding dan Orientasi Pelaksanaan Kurikulum 2013' dengan melihat implementasi kurikulum baru itu di salah satu sekolah di sana.

Walaupun ada tujuan pendidikan yang diprogramkan dalam perjalanan ini, tetap saja nuansa berjalan-jalannya lebih kental dari pada niat ingin belajar itu sendiri. Dari luar, pasti akan disimpulkan bahwa perjalanan yang memakan biaya transport sekitar Rp 3.850.000 ini dianggap sekedar menghibur diri saja. Dan jika biaya itu sampai menggunakan anggaran yang tidak tepat maka akan dapat merugikan sekolah.

Pertanyaan pokok dari rencana study tour, study comparative atau apalah namanya adalah apakah perjalanan jauh ini akan bermanfaat untuk sekolah yang dipimpin? Sebagai Kepala Sekolah, kewajiban untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah masing- masing adalah harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar. Misi utama mengantarkan peserta didik di sekolah masing-masing menjadi manusia yang mampu mandiri, cerdas dan berakhlak dengan pendidikan bermutu adalah sasaran utama setiap sekolah yang dipimpin. Akan perjalanan ini mampu membantu mewujudkan misi itu?

Selama perjalanan yang tidak gratis itu memang berguna untuk kemajuan sekolah maka itu tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bahwa Kepala Sekolah harus meninmggalkan sekolah karena misi yang memang jelas maksud dan tujuannya maka itu tentu akan didukung oleh Pemerintah (Dinas Pendidikan) setempat. Tinggal bagaimana para Kepala Sekolah yang ikut dalam rombongan 'berjalan-jalan sambil belajar' ini benar-benar memanfaatkan perjalanan ini untuk mempelajari kemajuan dan prestasi sekolah sasaran untuk diterapkan di sekolah masing-masing.

Harus diakui bahwa sekolah-sekolah di Pulau Jawa sudah lebih dulu memajukan dirinya berbanding sekolah-sekolah di luar Jawa. Dan Kabupaten Karimun yang baru lahir tahun 1999 lalu tentu saja perlu banyak belajar ke luar sana (bukan hanya di Jawa, bisa juga ke Sumatera atau ke Makassar) untuk memajukan sekolah-sekolahnya. Para Kepala Sekolah Menedngah Atas yang akan berangkat ini semoga saja benar-benar mempelajari bagaimana memajukan sekolah di sekolah sasaran nantinya. Bahwa perjalanan ini juga bertujuan sebagai hiburan, itupun tidak ada salahnya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Pertemuan Bulanan IPHI Edisi November, Lancar

PERTEMUAN Bulanan IPHI (Ikatakan Persaudaaraan Haji Indonesia) Kabupaten Karimun edisi November 2024, Ahad (10/11/2024) berjalan lancar. Dih...