DALAM acara Kick Andy
di salah satu televisi swasta bertopik
‘Mahalnya Sebuah Kejujuran’ Andy F. Noya, sang pembawa acara berhasil mengorek dan
membuktikan betapa bobroknya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di beberapa sekolah
selama ini. Apa yang selalu ditegaskan Pemerintah (Kemdikbud) bahwa UN berjalan
dengan baik, aman dan tertib ternyata tidaklah benar. Sekolah yang menyebut
dirinya bersih dan selalu dapat melaksanakan UN dengan benar juga hanya isapan
jempol belaka. Kita tercengang mendengarnya.
Dengan menampilkan Nurhidayatussolihah (Aya) salah seorang
mantan peserta UN yang saat ini sudah menjadi seorang mahasiswa di semester
enam Andy leluasa mengorek simpanan borok itu. Aya –begitu dia disapa-- tidak
saja mencerita betapa dia berusaha untuk jujur dalam UN sehingga harus ikut UN
sampai tiga kali dalam tiga tahun baru lulus tapi dia juga menceritakan
pengalaman di sekolahnya yang waktu itu diduga terlibat membocorkan soal. Aya
yang terkenal sebagai siswa cerdas dan selalu ikut berbagai akitiviatas sekolah
memang menjadi buah bibir waktu itu karena dia tidak lulus. Padahal
rekan-rekannya yang menurut pandangan guru berprestasi di bawah Aya malah
lulus.
Kata Aya pada acara Kick Andy yang disiarkan pada Jumat
malam (10/ 05) lalu itu, di sekolahnya waktu itu tiba-tiba saja banyak kertas
tergeletak yang ternyata berisi kunci jawaban. Juga ada kunci jawaban yang
dikirim lewat SMS ke HP (Hand Phone) masing-masing. Kunci jawaban itu konon
memang dibuat oleh sekolah dengan tim yang sudah dibentuk Kepala Sekolah.
Sebagai sekolah terkenal dan selalu menjadi favorite Kepala Sekolahnya memang
selalu merasa siswanya wajib lulus 100 persen dalam UN. Dan cara yang ditempuh
Kepala Sekolah ternyata dengan setiap tahun membentuk tim sukses UN di sekolahnya.
Selama itu Kepala Sekolah merasa akal bulusnya selalu dapat disimpan. Padahal
siswa yang dulu bisa menyimpan rahasia kotor itu, suatu saat setelah tamat akan
membuka mulutnya seperti Aya malam itu.
Andy juga menampilkan seorang guru yang dengan tegas menolak
kebijakan sekolah untuk membocorkan soal UN. Guru ini berani menolak tentu saja
dengan risiko disisihkan (diberhentikan) dari sekolah tempat dia mengabdi.
Lelaki Batak yang jujur dan berintegritas itu seperti kita tahu, akhirnya
memang berhenti dari sekolah tersebut sebagai guru. Dia tidak mendapat dukungan
atas sikap tegarnya itu.
Kisah sekolah membocorkan soal sebenarnya bukanlah cerita
baru dan tidak juga sesuatu yang aneh lagi. Sejak Pemerintah menjadikan hasil
UN sebagai salah satu dari empat kriteria kelulusan maka sejak itu pula sekolah
berusaha memaksakan agar hasil UN sesuai dengan keinginan sebagai syarat
kelulusan. Tiga syarat lainnya sekolah dapat merekayasa hasilnya sementara
hasil UN ditentukan oleh hasil pemindaian tim yang ditentukan Pusat, maka
sekolah berusaha menyiasati pelaksanaan UN agar anak-didiknya mendapatkan nilai
yang akan meluluskan itu. Sedihnya, cara yang dipergunakan sekolah adalah
dengan melakukan kecurangan itu.
Sebenarnya strategi dan tugas sekolah untuk mendapatkan
nilai terbaik dalam UN tidak perlu dengan merusak UN. Seharus usaha meluluskan
peserta didik dalam setiap ujian adalah dengan mengefektifkan proses
pembelajaran di sekolah itu sendiri. Pemerintah berkewajiban memenuhi sarana prasana
dan tenaga pendidik dan kependidikan sesuai standar yang sudah ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan (PP No 19 Tahun 2005) dan selebihnya menjadi
tanggung jawab sekolah. Standar proses yang akan menentukan berhasil-tidaknya
peserta didik meraih kompetensi yangn ditetapkan, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab sekolah. Tapi tidak dengan mencurangi pelaksanaan ujian.
Oleh karena itu, atas segala kecurangan yang sudah terjadi
selama ini (seperti dibuktikan dalam acara Kick Andy) itu sejatinya menjadi
pemikiran Kemdikbud untuk menyelesaikannya. Jika harus membentuk tim
investigasi agar diketahui siapa dan mengapa kecurangan itu tentu tidak ada
salahnya. Semoga dengan demikian usaha untuk membiasakan semua pihak bias jujur
dalam setiap ujian (Nasional) dalam terwujud. Mungkinkah?***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar