MESKIPUN inti materi ceramahnya sudah lazim dan sering disampaikan
namun penyampaian yang apik, bernas dibumbui lawakan sederhana, mengena sasaran
kepada pendengar yang rata-rata berusia setengah baya ke tua, serasa siraman
rohani itu tetap hangat dan up
to date. Materi ceramah itu tetaplah mendidik dan memberi
pembelajaran yang sangat berguna khususnya buat generasi setengah tua dan juga
buat yang masih muda. Itulah catatan penting saya untuk acara di Balai Pertemuan
Haji Karimun, Ahad (10/02/13) siang. Hadir dalam acara Pertemuan Bulanan Haji
itu anggota IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia) Pulau Karimun yang untuk
pertemuan kali ini disejalankan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad 1434.
Tema yang diambil pengurus IPHI
Kabupaten Karimun seperti tertera di spanduk adalah "Dengan Peringatan Maulid
Nabi Muhammad SAW 1434 kita Teladani Karakter dan Kepemimpinan Nabi Muhammad
SAW dalam Kehidupan Sehari-hari" dengan mendatangkan penceramah, Al-Ustaz
Jamaluddin Nur dari Batam untuk mengupasnya. Isi ceramah ustaz itulah yang
ingin saya tuliskan sedikiit di sini. Saya merasa kandungan tausiah sebagai
siraman rohani untuk para haji-hajjah itu akan berguna juga buat pembaca
lainnya.
Sebelum siraman ustaz Jamaluddin
tentu saja acaranya dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci Alquran. Tampil
mengumandangkan bacaan kitab suci itu adalah Nurul Khairani, qoriah tingkat
kabupaten yang pernah menyabet juara ke-3 di MTQ Tingkat Provinsi Kepri. Lalu
sambutan-sambutan (panitia dan dari Pemerintah Daerah) baru acara pokoknya:
ceramah agama seputar peringatan kelahiran Rasulullah, Muhammad SAW. Para
haji-hajjah yang hadir sangat khusyuk mendengar ceramah ustaz dari kota Batam
itu.
Ustaz Jamaluddin memulai ceramah dengan
menyebut promblema dekadensi moral yang menimpa dunia termasuk Indonesia saat
ini. "Akibat bobroknya moral manusia, menyebabkan banyaknya masalah yang
timbul sebagai ikutannya," jelasnya membuka ceramah. Dia menguraikan dan
memberi contoh dan bukti betapa moral manusia, khususnya di negeri kita,
Indonesia sudah begitu rusak. Bukan rakyat biasa yang membuat malu bangsa,
malah para pejabat yang menjadi wakil dan pemimpin rakyat sendiri yang merusak
bangsa. Dengan menyebut hasil survey, ustaz itu mengatakan bahwa 76 persen
anggota dewan di Indonesia bermasalah. Dia tidak pula menyebut pejabat
pemerintahan yang terkena kasus hukum walaupun sangat banyak. Saya sendiri
tidak tahu, dia memakai data survey yang mana. Yang saya tahu (dari berita)
bahwa para wakil rakyat (DPR-DPRD) di Indonesia sangat banyak yang terlibat
kasus hukum. Tidak hanya yang pensiun bahkan yang aktif saja tak terhitung.
Kata Ustaz Jamaluddin itu disebabkan
oleh tidak diteladaninya karakter Rasulullah. Dalam memimpin, tidak mencontoh
kepemimpinan Muhammad. Nah sebagai seorang haji- hajjah, sejatinya tidak perlu
khawatir kita akan ikut terjerumus ke limbah kasus itu. Pegang dan amalkan saja
perinsip dan filosofi haji yang sarat makna itu. Ketika seorang calon
haji-hajjah berpakaian ihram, diingatkan betul untuk tidak berbuat rafats(berkata-kata kotor), fusuq (menentang Tuahnnya)
dan jidal (berbantah-bantahan) agar hajinya
tidak tercemar. Artinya, seandainya filosofi berihram itu diterapkan dalam
kehidupan, alangkah akan selamatnya seseorang dan akan menyelamatkan pula orang
lain.
Perlambangan pakaian ihram juga
menjelaskan kepada si pemakainya betapa manusia di hadapan-Nya tidak ada kuasa
apa-apa yang harus disombongkan. Terlepas tanda pangkat di bahu atau di dada
dan terlepas pula level jabatan yang disandang di luar berihram. Dengan
memahami makna berihram dalam kehidupan, manusia akan cenderung saling
memperhatikan, saling menolong karena manusia ternyata sangat kecil di hadapan
Tuhan.
Menyinggung karakter Muhammad yang
mesti diteladani, ustaz kocak ini mengutip sebuah hadits yang menjelaskan bahwa
Rasulullah menjadikan solat sebagai hiburannya. "Seharusnya kita juga
menjadikan solat sebagai tempat berhibur membahagiakan diri," kata ustaz.
"Tidak perlu mencari hiburan yang menyesatkan," katanya lagi.
Melanjutkan uraiannya perihal solat sebagai hiburan, ustaz menjelaskan bahwa
dalam solat setiap kita sesungguhnya akan mendapat banyak sekali kelebihan dan
kebahagiaan.
Paling tidak ada delapan hal yang
akan kita dapatkan jika kita mau dan mampu menjadikan solat sebagai bagian
hiburan kita. Ke delapan keberuntungan itu adalah, 1) mendapat ampunan (ighfirli),
2) mendapat rahmat/ kasih sayang Tuhan (warhamni), 3) mendapat kecukupan
atau terhindar dari aib (wajburni), 4) mendapat rezki (warzuqni),
5) dinaikkan derajat (warfa'ni), 6) mendapat hidayat (wahdini),
7) mendapat kebugaran atau kesehatan (wa'afini) dan 8) mendapat kemaafan
(wa'fu'anni) dari Allah. Dengan uraian dan penjelasan yang gamblang,
setiap doa yang diucapkan dalam solat itu mudah dipahami. Dan terasa benar
betapa setiap orang solat itu akan mendapat banyak keberkahan. Tentu saja jika
solatnya dilakukan dengan baik dan benar.
Kurang lebih satu jam Ustaz
Jamaluddin Nur menyiram para haji dan hajjah dengan tausiah yang menyejukkan.
Dia menutup siraman rohaninya dengan membacakan doa sekaligus. Tidak berlebihan
pembelajaran keteladanan nabi yang diuraikan Pak Ustaz dapat menambah pemahaman
dan pengetahuan para haji-hajjah yang mendengarnya dalam menjalani kehidupan
dengan benar.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar