Ini, adalah catatan perjalanan bersama rombongan guru-gru SMA Negeri 3 Karimun, Kepala Sekolah SD se-Kecamatan Meral dan para pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Karimun ke Malaysia, 30 Desember 2010- 2 Januari 2011. Tulisan ini merupakan bagian pertama dari tiga tulisan.
PASTI menjadi keinginan sebagian orang menghabiskan akhir tahun untuk menyambut tahun baru di suatu tempat yang lain, di luar tempat tinggal biasa. Apalagi jika tempat itu adalah tempat yang sangat terkenal karena keindahan alamnya. Berakhir tahun di tempat-tempat seperti itu jelas sangat menyenangkan. Itulah yang saya rasakan menutp tahun 2010.
Jujur saja, sebegitu lama saya tidak pernah berkesempatan menutp dan membuka tahun di tempat lain selain di tempat tinggal sendiri. Tapi tahun ini, bersama rombongan tour Karimun saya berkesempatan menikmati indahnya Pulau Langkawi, Malaysia. Sungguh pengalaman baru buat saya dan keluarga berakhir tahun di tempat lain.
Tanpa bermaksud mengecilkan tempat-tempat wisata Tanah Air seperti Bali di Pulau Dewata, Pantai Ancol Jakarta, Teluk Bayur Padang, Danau Toba Sumatera Utara serta beratus bahkan beribu tempat-tempat indah lain di Tanah Air, kami yang bertempat tinggal di kota Tanjungbalai Karimun, Kepulauan Riau --termasuk Batam dan Tanjungpinang-- memang merasa lebih mudah berpergian untuk wisata ke Luar Negeri (Malaysia, Singapura dan Thailand) dari pada ke tempat-tempat yang ada di negeri sendiri seperti saya sebutkan itu tadi. Maklum, jarak Karimun ke negeri jiran itu memang jauh lebih dekat dari pada jarak ke tempat-tempat wisata Tanah Air.
Tapi sekali-sekali tidaklah masalah ke luar negeri. Apalagi jika biayanya lebih irit berbanding ke tempat-tempat wisata Tanah Air. Yang penting kita harus mengutamakan wisata dalam negeri jika memungkinkan baru berpergian ke luar negeri. Dan kepergian saya bersama 120-an orang peserta tour kali ini adalah kenangan yang jelas tidak mudah melupakannya.
Pukul 14.40 WIB kapal Zon 1 meninggalkan Pelabuhan Internasional Tanjungbalai Karimun, Kamis (30/12/2010) menuju Pelabuhan Kukup, Johor Baru, Malaysia. Pukul 15.45 WIB (16.45 WM: Waktu Malaysia) kapal sudah merapat di Kukup. Kami terus menuju bus (di Malaysia penduduknya menyebut bas) setelah istirahat sejenak sambil ada yang melaksanakan sholat Asar. Dan pukul 18.10 WM tiga buah bus yang sudah disediakan meninggalkan Kukup menuju Perlis untuk nanti menyeberang ke Langkawi.
Setelah beberapa kali berhenti istirahat di tempat-tempat peristirahatan sepanjang jalan tol Plus (Proyek Lebuh Raya Utara Selatan) dalam waktu kurang lebih sebelas jam, pagi harinya bus kami sampai di Pelabuhan Kuala Perlis. Menunggu sebenatar (kurang lebih 45 menit) lalu kami naik KM (Kapal Motor) Fery MY menuju Pulau Langkawi, tujuan wisata utama yang kami maksud. Jumat (31/12) siang itu kami tiba di Pelabuhan Jetty Kuah, Langkawi setelah menyeberangi laut selama kurang lebih satu jam. Dan kami menruskan ke Hotel Region, tak jauh dari pelabuhan.
Inilah hari yang saya maksud sangat berkesan itu. Pertama, ini adalah hari terakhir di tahun 2010. Kami pergi berkunjung ke beberapa lokasi penting, tempat-tempat menarik di pulau yang sangat terkenal jauh ke manca negara itu. Kami pergi ke selat di mana kami dapat menjumpai begitu banyak burung elang yang sesungguhnya lepas di alam bebas namun dapat diberi makanan oleh manusia dengan cara menaburkan kulit ayam di atas laut. Burung-burung itu seperti begitu jinak, tidak jauh dari boat yang kami tumpangi di tengah laut itu.
Sungguh sangat menarik perjalanan kali ini. Kami juga dibawa ke lokasi penangkaran beberapa jenis ikan. Begitu aneh-aneh dan cantik-cantik ikan-ikan itu. Satu jenis ikan yang ditangkar itu adalah ikan cucut (kata orang Malaysia) yang mampu menembakkan air dari dalam laut setinggi kurang lebih satu meter untuk membidik makanan yang ditempel pada sebatang kayu kayu, di daratan. Ketika makannaya itu berhasil ia jatuhkan dengan semprotan air, ikan-ikan itu berebut memakan makanan itu. Sungguh mengasyikkan. Wah, pokoknya masih ada beberapa jenis ikan lagi. Bahkan di lautnya juga banyak ikan seperti begitu jinaknya. Dan kata perawat dan penjaga tempat itu, ikan-ikan di laut itu tidak boleh ditangkap. "Itu kawasan larangan menangkap ikan," jelasnya kepada kami.
Selain menikmati pemandangan alam dan berbagai jenis satwa khas Langkawi sesungguhnya masih ada banyak lokasi wisata yang terkelola dengan begitu baik di pulau yang sejak 1 Juni 2017 lalu oleh Unesco diberi nama Geopark. Orang Langkawi dan Malaysia sendiri tetap menyebut nama Langkawi. Masih ada misalnya 'goa kelawar' (maksudnya kelelawar), ada juga beberapa pemandangan laut dan pulau yang sangat indah.
Kami menghabiskan waktu seharian di lokasi wisata (temapat pelancongan, kata orang Malaysia) pulau ini. Dan di bagian petang menjelang malam, kami berkesempatan ke tempat-tempat lainnya. Ada under water (tempat berbagai hewan laut kutup ditontonkan), ada tempat (pabrik) obat gamat dengan aneka produknya. Di sini juga tersedia tempat-tempat berbelanja.
Daaan sampailah kami pada malam harinya (Jumat, malam tahun baru) untuk menghabiskan waktu semalaman di pelabuhan Jetty Kuah, Langkawi. Malam itu, di kegelapan langit malam bertaburan cahaya kembang api yang ditembakkan dari bumi kota Langkawi. Kami merasa begitu nikmatnya bermalam tahun baru di pulau yang konon mengandung arti elang batu (Lang = Elang; Kawi = Batu) itu.
(Semoga ada manfaatnya untuk sobat-sobat blogger dan pembaca lainnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar