Sejak itu dia berubah. HP yang dapat menghubungkannya dengan orang di seluruh dunia itu tidak lagi dibuatnya menjadi barang penting. Dia berubah total. Dan dengan perubahan itu, Safro sempat beberapa kali kehilangan HP karena tertinggal entah di mana. Syukurnya, selalu kembali ke tangannya. Dia sebenarnya merasa khawatir, jika sikap cuainya ke HP gara-gara ceramah ustaz itu berlanjut. Tidak kurang lima kali HP-nya tertinggal. Dan setiap lupa membawanya, dia sangat takut jika kunci-kunci rahasia yang ada di HP akan diketahui oleh orang yang menemukannya.
Hinggalah sore ini. HP Safro kembali tertinggal entah di
mana. "Bu, Bu HP tadi di mana?" Suara Safro sangat tinggi kepada
isterinya saat sadar kalau HP-nya kembali tertinggal. "Inilah, kalau Abang
ingat sindiran ustaz itu. Inilah akibatnya." Safro kembali menyalahkan
ceramah dua tahun lalu itu. Saat itu Safro benar-benar tersinggung oleh
sindiran penceramah kondang itu. Tapi kini dia kembali kehilangan. "Aku
cinta HP itu, Tinaaa. Kamu tahu?" Safro seperti ingin memekik mengucapkan
kalimat itu. Safro benar-benar khawatir kehilangan yang terakhir ini. Dia takut
rahasianya akan ketahuan.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar