Minggu, 02 Oktober 2022

Safro Tak Mau Makan karena Sepakbola

SUDAH beberapa kali Tina menyuruh suaminya makan. Ini malam kedua dia tidak mau makan. Safro masih berbaring di ruang tamu sambil matanya menembus loteng. Bukan tragedi sepakbola Kanjuruhan, Malang, itu yang membuat Safro sakit hati dan kehilangan selera makan. Dua hari ini Safro memang sangat kecewa dan sedih karena begitu banyaknya nyawa anak-anak belia terbang gara-gara sepakbola. Mengapa polisi harus menembakkan gas air mata? Dia bertanya sendiri kepada dirinya setelah menyimak gebohnya berita televisi penyebab banyaknya kematian. Nyawa begitu mudahnya direnggut, geramnya.

“Tapi supporter yang masuk lapangan juga menjadi sebab, Bang.” Tina ikut berdebat malam kejadian itu. Polisi terpaksa seperti itu. Katanya juga ada yang melawan polisi, kan?” isteri Safro terkesan membela polisi yang dikatakan Safro penyebab berterbangannya nyawa penonton. “Lalu mengapa malam ini masih sedih? Abang harus makan. Tadi siang sepertinya juga tidak makan?” Safro malu di hatinya, karena sebenarnya siang bahkan paginya dia juga mengisi perutnya. Hanya Tina saja yang tidak tahu.

“Abang geram, malam ini bukan karena tragedi Kanjuruhan, sayang. Itu Liverpool, kok mainnya masih imbang? Kapan menangnya?  Itu jagoan Abang.” Barulah Tina ngeh mengapa lakinya sejak lepas magrib semalam uring –uringan hingga malam ini. Ternyata, kemarin karena Kanjuruhan tapi mala mini karena klub jagoannya kandas di tangan Brighton. Sepakbola punya pasal.***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...