Jumat, 30 September 2022

Motor Tertukar HP Hilang Sebentar

PENGALAMAN hari ini, Kamis (29/09/2022) adalah tentang motor yang tidak sengaja tertukar. Terkandung pula di dalam kisah pengalaman ini tentang HP (Hand Pone) yang hilang sebentar dan masih selamat. Ya, masih selamat, maksudnya karena sudah beberapa kali tertinggal dan ketemu kembali. Nauzubillah, itulah doa, semoga tidak akan pernah tertinggl lagi yang bisa berujung hilang. Sungguh, hari ini membuat perasaan gundah meskipun tetap bangga dan bahagia.

Saya ingin berkisah dulu tentang motor yang tertukar. Bermula dari kacamata baca saya yang biasa ada di dalam tas tentengan atau di dalam saku baju, hari ini ternyata tidak ikut bersama dari rumah tadi. Saat sampai di ruang kerja, lalu menyalakan laptop seperti biasa barulah sadar kalau kacamata tertinggal di rumah. Mau marah dengan siapa, karena memang salah sendiri tersebab lupa. Meskipun jika dipaksa, mata masih sedikit-sedikit bisa membaca tapi tidak nyaman. Mata harus dikecilkan agar fokus ke layar laptop. Itu juga tidak terlalu jelas hurufnya. Namanya usia lansia.

Jika harus ke rumah untuk menjemput kacamata, pagi ini kok terasa jauh. Padahal jarak Sidorejo --kantor YDM, tempat bekerja-- ke rumah di Wonosari, hanya perlu 7-10 menit saja. Ya, 7-10 menit itu bisa juga dianggap jauh. Terasa jauh jika harus kembali ke rumah. Dan pagi ini terasa jauh karena nanti siang juga akan ke rumah untuk makan siang. 

Akhirnya, saya putuskan ke Tanjungbalai (Pasar) saja. Membeli kacamata murahan saja asal bisa membantu mata untuk melihat huruf-huruf. Biasanya di Toko Balai Optical, langganan saya dan isteri kalau membeli kacamata, selalu ada kacamata kelas murah tapi bila sesuai dengan mata, tetap saja membuat terang bacaan kita. Berangkatlah saya ke Jalan Nusantara dengan meminjam motor teman, Zaini.

Inilah punca, awal mula kenangan gundah berujung bahagia ini menimpa saya. Motor yang saya pinjam untuk pergi, tertukar ketika akan kembali. Sesampai di depan salah satu ruko yang tidak jauh dari Toko Balai Optical saya parkir motor Zaini yang saya pinjam. Langsung menanyakan kacamata yang saya cari. Cukup murah harganya. Setelah selesai membayarnya, sayapun kembali ke kantor. Tentu saja saya akan memakai motor yang sama. 

Ketika saya merasa itulah motornya, saya startir dengan kunci kontak yang ada di tangan saya, bisa. Itulah kunci kontak motor Zaini. Dengan honda yang menurut saya sama saya kembali dan sampai di halaman Kantor Yayasan. Di sinilah baru saya sadar, HP saya tidak ada di tangan. Tidak ada juga di besi yang terpasang di bagian bawah kedudukan motor yang saya bawa dari pasar. Tadi HP-nya saya letakkan di situ.

Sayapun berniat dan harus kembali ke pasar. Ke Toko Balai Optical yang menurut perasaan saya HP saya mungkin tertinggal di situ. Masalah muncul karena stang motor yang tadi saya kunci, tidak bisa saya buka. Sayapun mulai ragu. Ini motor siapa? Hanya dalam hati. Sayapun memanggil Zaini yang tengah berada di lantai dua Kantor Yayasan.

Saat Zaini ke bawah, dia mengatakan kalau motor yang saya pakai bukanlah motor dia. Ternyata saya salah ambil motor di area parkir Jalan Nusantara tadi. Sementara hati saya mulai risau dan gundah karena HP saya tidak ada. Saya menganggap ada di Toko Balai Optical. Tapi saya juga ragu. Jangan-jangan terjatuh di jalan atau masih di motor Zaini yang tertinggal di pasar? Entahlah.

Singkat kisah, saya diantar ke pasar menggunakan motor lain oleh Satpam Yayasan, Adi. Sementara motor yang tadi salah bawa oleh saya, ditinggalkan dulu di parkir yayasan. Sampai di Jalan Nusantara, area parkir tadi, saya menemukan motor Zaini dengan HP saya masih terselip di besi yang berada di bagian bawah depan motor. Besinya sama juga dengan motor yang tadi saya salah bawa. 

Nah, tentang HP yang tadi membuat jantung berdebar itu adalah karena ternyata HP saya itu terselip saja di tempatnya. Itu sama sekali tidak tertutup. Artinya jika orang melihat motor itu, pasti akan dengan mudah melihat HP saya yang kulitnya berwarna biru. Berarti pula sejak saya masuk ke Toko Balai Optical, lalu memilih-milih kacamata dan membayarnya sudah memakai waktu tidak kurang 10 menit.

Setelah itu saya kembali ke yayasan dengan menggunakan motor lain. Dari Balai Optical ke yayasan, saya perkirakan saya memakai waktu 7-10 menit. Berarti juga sudah 17-20 menit saya tidak memikirkan HP. Hingga saya sampai di halaman yayasan barulah saya teringat HP. Kembali ke pasar berarti saya butuh waktu 7-10 menit. Jika dijumlahkan, kurang-lebih 30 menit itu HP saya terletak diam di motor Zaini. Apakah tidak ada orang yang melihatnya? Kalau ada, mungkin mereka tidak ada niat buruk untuk mencuri HP saya. Inilah rasa bangga dan gembira itu. HP saya masih selamat.

Tentang motor sendiri, setelah pemilik motor datang dan diberi tahu motornya ada di yayasan, diapun datang membawa kuncinya. Dia pun mengambil setelah membuka kunci stangnya dengan kunci miliknya. Berarti kunci motor Zaini yang bisa menghidupkan kontak sekaligus bisa mengunci stang, tapi tidak bisa membukanya lagi. Karena itu pula rasa khawatir saya sangat besar. Syukurnya HP masih selamat dan motor kembali kepada pemiliknya.*** 

1 komentar:

  1. Alhamdulillah, HP-nya selamat. Motor yang tertukar juga sudah kembali kepada yang punya. Tapi harus hati-hati ke depannya.

    BalasHapus

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...