Sabtu, 17 September 2022

Kita Masih Mubazir Waktu, Sayang

INI tentang undangan yang tertera di dalamnya pukul 08.00 sebagai jadwal kegiatan pertemuan. Bagi yang disiplin dengan waktu mereka sudah hadir sebelum jam itu. Saya sendiri pun berusaha hadir tepat waktu. Maksudnya sebelum jadwal itu sudah hadir di lokasi agar kegiatannya tepat waktu. Tepat waktu, itu maksudnya tepat terlaksananya kegiatan itu persis seperti waktu yang disebutkan dalam undangan itu.

Sesungguhnya pada hari itu, Sabtu (17/09/2022) pagi hingga siang, selain harus mengikuti pertemuan di Yayasan DM (Darul Mukmin) sebagai pertemuan bulanan karyawan saya juga ada agenda kegiatan lain pada jam dan hari yang sama. Ada undangan juga. Tempatnya saja yang berbeda. Jadi, selain pertemuan di Graha Azam, pertemuan karyawan Yaysan DM, itu juga ada undangan pertemuan untuk pelantikan pengurus DMI (Dewan Masjid Indonesia) Kabupaten Karimun yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Undangannya sama, pukul 08.00 juga. Undangan keduanya tempatnya di masjid Agung Kabupaten Karimun, Poros.

Karena pertemuan di yayasan itu juga penting, saya mohon izin untuk terlambat hadir di Masjid Agung. Ketua DMI, Wahyu mengizinkan keterlembatan dalam waktu 30 menit. Kebetulan di sini ada beberapa orang pejabat tinggi hadir. Artinya pukul 08.30 saya harus sudah berada di Aula Darunnadhwah, Masjid Agung tempat pertemuan itu. Saya pikir, itu bisa dengan cara mengahdiri pertemuan karyawan yayasan di bagian awal saja. Satu hari sebelumnya saya juga sudah koordinasi dengan penanggung jawab pertemuan karyawan, Manajer SDM, Noor Famayani. Katanya akan diatur agar saya bisa ikut di yayasan juga tidak terlalu terlambat ke Masjid Agung.

Ternyata setelah pukul 08.20 acara di yayasan baru bisa dimulai. Penyebab utamanya, ya karena pelaksana (personel) kegiatannya belum hadir semua. Karyawan lain pun masih begitu banyak yang belum hadir. Tidak bisa dilaksanakan tepat waktu pukul 08.00 sesuai harapan saya. Saya tentu sabar saja. Padahal saya sudah mengatur dan merencanakan pada jam 08.20 itu saya bisa dan harus sudah meninggalkan Graha Azam, agar 10 menit berikutnya saya sudah ada di Aula Darunnadhwah. Tapi ternyata tidak bisa. 

Di pukul 08.20 itulah akhirnya acara baru dimulai. Setelah pengantar (mukaddimah) oleh MC dan acara awal berupa pembacaan ayat alquran dan doa selesai, barulah giliran saya untuk berpidato. Jadwal ini sesungguhnya settingan ulang agar saya bisa duluan berangkat. Sesungguhnya ada acara lain yang direncanakan jika keadaannya normal. Giliran berpidato ini tentu saja saya tidak ada waktu lagi untuk bercuap-cuap panjang-lebar. Singkatnya saya hanya minta izin untuk berangkat karena sudah akan terlambat ke Masjid Agung. Saya meminta Bu Fama yang menyampaikan pidato atas nama Ketua Yayasan. Sayapun izin berangkat ke Masjid Agung.

Di dalam mobil perjalanan dari yayasan ke Masjid Agung yang kurang-lebih 10 menit, itu saya berpikir dan berbicara sendiri kepada diri sendiri juga bahwa pengelolaan waktu itu memang tidak mudah. Paling tidak bagi sebagian kita. Kita belum juga mampu mengelolanya dengan baik. Tidak heran jika masih ada kita lihat dan rasakan pengalaman-pengalaman seperti yang saya rasakan pada hari ini. Kita ternyata memang masih sangat lemah dalam pengelolaan waktu. Padahal kita tahu, waktu itu akan terus berlalu tanpa akan menunggu. Waktu tidak peduli dengan kesibukan kita dia pasti akan meninggalkan kita. Kitalah yang wajib mengikutinya, bukan sebaliknya. 

Akibat utamanya tentu saja banyak waktu yang akan terbuang percuma. Sekali lagi, penyebabnya adalah karena pengelolaan waktu yang lemah dan berbagai acara yang kita buat rencana tidak dapat dilaksnakan tepat waktu itu. Benar kata Tuhan kalau kita manusia ini akan terus merugi atas waktu yang tidak dapat aterkendali. Semoga pengalaman ini tidak selalu terjadi.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...