Sabtu, 10 September 2022

Catatan Pengalaman Hari ini: Sarapan Dibayarkan Teman

TENTANG rezeki yang datangnya tanpa disadari, itu memang sudah dikatakan Ilahi dalam kitab suci. Firman Allah, selain akan memudahkan segala urusan, melepaskan dari aneka kesulitan juga akan diberi rezeki yang kita bisa tidak sadari atau tidak menduganya. Pasti atau mungkin sudah sering kita mengalami, tiba-tiba satu hari atau satu waktu kita mendapat sesuatu yang tadinya tidak kita sangka. Meskipun itu hanya sepring lontong atau sebuah kue. Dibayarkan teman atau entah siapa yang awalnya tidak diperkirakan.

Tanpa bermaksud membangga-banggakan dan tidak juga bermaksud membuat teman itu sombong saya kembali berbagi pengalaman di sini. Perihal lontong dan segelas susu yang saya nikmati hari Jumat (09/09/2022) ini tiba-tiba saya diberi tahu bahwa sudah dibayarkan. Jujur, saya belakangan, sejak pensiun dari PNS lebih sering sarapan di kedai dari pada di rumah. Maklum juga saya, kalau isteri adalah PNS (guru) yang pagi-pagi sudah harus ke sekolah. Saya yang menjemput-antarnya. Saya tahu, tidak akan sempat dia menyiapkan sarapan. Meskipun begitu, segelas kopi atau teh tetap disediakan sebelum berangkat meninggalkan rumah.

Seperti biasa, salah satu kedai di kawasan Baran, Meral sering saya sarapan di sana. Kali ini saya juga ingin ke situ karena kebetulan melewati jalan di situ untuk satu urusan. Langsung saja saya masuk kedai setelah memarkir kendaraan.  Ternyata di situ sudah ada beberapa teman yang lagi 'ngopi' sambil ngobrol, tentunya. Niat saya mau sarapan karena belaum sarapan, lalu saya pesan lontong dan teh susu. Sambil ngalor-ngidul dengan teman-teman yang sebelumnya sudah duduk di situ, saya terus menyantap lontong. 

Sehabis sarapan, sayapun berniat akan beranjak pergi. Kebetulan saya memang tidak lama duduk-duduk. Saat saya mau pamit sekaligus mau membayar makan dan minum (tentu saja saya berniat akan membayarkan yang lainnya), seorang teman sekampung (Wonosari) itu mengatakan 'tidak usah'. Maksudnya tidak usah dibayar karena sudah dibayarkan. Saya mencoba tetap bayar, walaupun lebih kepada basa-basi. Saya tahu, teman ini sudah sering juga mentraktir saya. Dan sayapun meninggalkan kedai kopi itu untuk permisi kembali ke kantor. Alhamdulillah, kata saya dalam hati.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...