KESIBUKAN Safro memang banyak. Sangat banyak. Padat kegiatannya. Hampir setiap hari. Sebagai seorang guru seharusnya dia memang tenang di ruang kelas atau di sekolah. Tapi oleh Kepala Sekolah, mengingat Safro juga bermasyarakat, memahami beberapa hal seperti keagamaan, maka Kaseknya terkadang mengizinkan Safro berkegiatan asal tidak mengganggu jam mengajar. Tidak hanya di luar jam dinas. Pada jam sekolah juga terkadang dia ikut berkegiatan.
Hari ini Safro sudah mengiyakan akan ikut rombongan Kakwarcab. Kebetulan tidak ada jam mengajar. Lagi pula hari ini sekolah hanya membagikan rapor pendidikan. Safro sudah minta izin untuk ikut rombongan Kwarcab ke Kwarran Durai. Sesuai jadwal waktu, dia juga sudah berada di pelabuhan. Safro memang disiplin waktu. "Waduh, aku ada janjian hari ini. Menjadi pemantun di acara nikahan anak teman." Safro mengetok jidatnya. Dia sudah berseragam pramuka lengkap. Pakai PDU, sesuai arahan Ketua. Tapi baru dia ingat ada tugas lain sebentar lagi.
Safro akhirnya memutuskan untuk tidak jadi ikut ke Pulau Durai yang memerlukan satu jam di laut untuk sampai ke sana. Dia yakin tidak akan bisa melaksanakan kewajibannya sebagai pemantun kalau tetap ikut rombongan. "Maaf, Pak, saya tidak jadi ikut. Saya salah ingat, kalau saya hari ini ada tugas." Safro minta izin kepada Ketua Kwarcab yang baru saja sampai di pelabuhan. Malu aku sebenarnya, tapi apa boleh buat. Hanya di hatinya saja kalimat ini.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar