Minggu, 23 Januari 2022

Puisi Berhentilah Melihat Punggungmu, Sayang

BERHENTILAH MELIHAT PUNGGUNGMU, SAYANG


Kini, berhentilah melihat ke punggungmu, sayang

Hanya ada tanah kosong legam di situ 

Tempat menyemai ratap tangis

Sesunggukan tak kan smbuhkan luka

Itu harus kau tahu 


Tataplah ujung laut untuk amukmu terus bergelora 

Memecah karang asa tersisa

Menghempaskan amarah cinta ke tepian batu cadas

Mengasah gelisah mengumpul resah

Teruslah lihat horizon pembatas hak dan kesewenang-wenangan

Kuasa ada di genggamannya

Itu harus kau tahu, sayang


Kala mata hati memandang jauh menusuk palung sumsum haru

Suram kelam adalah malam hitam pengendap pekat dendam

Api pengobar dosa-dosa tak jua padam

Bergelora menyala membakar keangkuhan

Langit muram membuka topeng wajah palsu  

Itu mereka tak tahu, sayang


Anakku, adikku, kakak-abangku, ayah-emakku dan semua yang kutahu

Katakan selamanya cinta 

Tak kan sumbing binasa

Tanah ini, air ini adalah titipan untuk semua

Jangan katakan mereka pemiliknya

Itu harus kau tahu, sayang


Lagu merdu mengukir ngilu hati segera berlalu

Mari terlelap di pasungan ranjau dan duri-duri

Biarkan suram bintang-bintang tenggelam memandang

Biarkan bulan sabak membuka tukak di otak

Katakan selamanya kita cinta negeri kita

Kita tahu mereka tak tahu, sayang

Tbk,22122021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Sudah 1123 Menuju 1124

CATATAN Kamis (28/11/2024) ini adalah tulisan ke-1124 --wow-- dalam daftar tulisan yang ada di blog saya, 'maribelajar' ini. Beberap...