TERNYATA gerah juga kalau terus-menerus mengingatkan hal yang sama. Gerah itu bisa dirasakan oleh yang mengingatkan dan bisa pula oleh yang diingatkan. Kemarin, sebelum kemarin, pekan lalu, bulan lalu bahkan sudah beberapa bulan lalu selalu saja begitu. Diingatkan, diingatkan dan diingatkan lagi. Maka timbul khawatir akan rasa bosan. Gerah.
Alasan klasik selalu tidak ada ide. Jika diingatkan lagi untuk menulis, akan dijawab, tidak ada ide. Tidak ada ide. Jadi, tidak bisa menulis.
Tentang mengajak dan mengingatkan agar terus menulis setiap hari memang tidak mudah. Jika disebut mudah, hanya pada saat mengajak saja. Membuktikan ajakan itulah yang menjadi persoalan.
Jika begitu adanya, maka tulislah apa saja. Tulislah apa, dan apa saja. Tulislah apa-apa saja. Pokoknya menulis. Menulis tentang tidak ada ide juga bisa. Menulis tentang rasa bingung disebabkan tidak ada ide juga bisa. Artinya tulis saja apa yang bisa. Tidak bisa menulispun bisa ditulis.
Sesungguhnya perjalanan hidup dari pagi setelah bangun tidur hingga menjelang tidur untuk bangun lagi begitu banyak kejadian yang dialami. Seorang ibu dengan posisi ibu yang disandang, pasti banyak hal yang dialami. Apalagi jika ibu yang merangkap sebagai guru, sungguh berjibun kejadian harian yang dialami. Dan itu semua bisa ditulis.
Begitu juga seorang Bapak, Datok, Nenek, Abang dan Kakak serta siapa saja. Setiap orang memiliki peran masing-masing sesuai keadaannya. Sesuai umurnya. Sesuai kemampuan dan kemauannya. Dan itu semua adalah lahan subur untuk dijadikan tempat menyerap ide dan menuliskannya setiap saat. Bisa, kan?***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar