Jumat, 08 Oktober 2021

Ke Pantai Hanya Baru Berandai-andai

CUCU saya yang sulung sudah lama minta ke pantai. Dialah satu-satunya yang sudah mengerti ke pantai. Maksudnya jika hari libur seperti hari ini dia ingin diajak ke pantai. Dua adiknya masih terlalu kecil. Belum memahmi kalau ke pantai itu enak. Bisa mandi. Bisa makan-makan. Bisa beli es krim juga. Itulah jajannya yang paling dia suka. Dua adiknya tidak pernah minta ke pantai.

Atok kita kapan ke pantai? Mau berapa lama kita baru boleh ke pantai? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu selalu dia sampaikan ke saya. Juga ke neneknya. Akif memang tinggal bersama kami. Ayah-emaknya tinggal di rumah lain. Tidak jauh. Di seberang jalan saja. Tapi kedua adiknya tetap belum bisa datang ke rumah 'atok-nenek' kalau tidak dijemput.

Pertanyaan cucu tertua, itu tidak pernah kami jawab dengan tegas, 'tidak.' Saya dan nenek selalu menjawabnya dengan kalimat 'andai sudah boleh' dan seterusnya. Hanya berandai-andai saja baru menyebut pantai. Kalau cucu kami bertanya andai apa, Atok? Kami menjawabnya, 'andai sudah boleh'. maka kita akan perngi ke pantai.

Hari ini kembali dia bertanya, kapan kita ke pantai. Nama pantai Pongkar dan Palawan sudah hafal oleh cucuk kami. "Kita ke Pantai Palawan aja, Tok. Ayolah." Saya dan isteri hanya saling pandang. Tidak juga memberikan kata tegas, tidak.

"Nanti kita akan ke pantai lagi, ya." Saya menenangkannya. Tapi Akiif tidak bertambah tenang. "Tapi kapan? Hari ini saja. Katanya mau ajak Mas Abi dan Mas Ayi. Ayolah." Saya dan isteri kembali saling pandang. Bagaimana membuat cucuk bisa tenang tapi juga tidak harus ke pantai sekarang. Tempat hiburan itu oleh Pemda Karimun masih berstatus 'ditutup'. Walaupun PKKM sudah di level paling bawah, tapi belum dicabut. Belum bisa ke pantai untuk berlibur.

Hari ini jika ingin ke pantai hanya baru bisa untuk berandai-andai saja. Andai PPKM dicabut; andai covid sudah berambus; andai penutupan pantai sudah dibuka dan seterusnya. Ah, sudahlah dulu. Demi kesehatan bersama, biarlah pemerintah menutup lokasi hiburan itu sementara waktu. Nan, ya nanti ketika semuanya sudah aman, toh akan diizinkan juga bermain pasir di situ. Ya, andai sudah dicabut pelarangannya, kita akan bisa ke sana.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Catatan Kunjungan FKUB Batam di FKUB Karimun

BEBERAPA hari menjelang rencana kedatangannya ke Kabupaten Karimun salah seorang pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Batam me...