SEDIKIT bicara, banyak kerja. Itu slogan yang bagus. Motivatif. Bagi orang-orang yang ingin produktif tentu saja harus bekerja. Hanya dengan bekerja ada sesuatu yang dihasilkan. Tidak ada kerja, tidak ada hasilnya. Perinsip ini diamini oleh siapa, kecuali orang-orang pemalas, tentunya.
Walt Disney yang pernyataannya dikutip menjadi kata mutiara yang terkenal, dipedomani orang ramai, menyatakan, "Cara
terbaik untuk memulai adalah dengan berhenti berbicara dan mulai
melakukan." Kalimat ini tentu saja ditujukan kepada seseorang dalam keraguan untuk memulai satu pekerjaan. Waktu berjalan sementara sementara pekerjaan terabaikan.
Dalam keraguan hanya ada bicara dan bicara. Terlalu banyak bicara yang akhirnya pekerjaan tidak juga kunjung dimulai. Berbagai alasan dan kesalahan ditimpakan kepada orang lain untuk membenarkan pekerjaan yang terus tertunda. Itulah kerugian yang nyata dalam kehidupan.
Sesungguhnya banyak bicara dengan risiko korban pada pekerjaan adalah satu tindakan dan kebiasaan yang tidak baik. Agama saja melarang terlalu banyak bicara yang bersifat tidak produktif atau tidak baik. Apalagi sampai bicaranya malah mendatangkan mudharat baginya atau bagi orang lain. Dari pada banyak bicara lebih baik diam saja. Begitulah agama mengajarkan umat agar tidak terlalu banyak bicara yang tidak bermanfaat.
Menilik keseharian apakah kita sudah menyaksikan hal yang sama secara merata? Atau dengan jumlah mayoritas melakukannya? Boleh jadi belum. Slogan kurangi bicara untuk lebih banyak bekerja masih banyak di tataran teori dan harapan. Pada kenyataannya malah sebaliknya.
Tentu saja ini menajdi salah satu tugas dan tanggung jawab bersama. Jika Indonesia ingin bersaing dan maju sebagaimana harapan kemerdekaan, maka slogan, 'banyak bekerja, sedikit bicara' wajib diterapkan. Ayo, isi waktu untuk sesuatu yang berguna. Semoga.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar