Senin, 13 Juli 2020

Pantun Budaya

TENTANG pantun mungkin di telinga kita sudah umum. Artinya, boleh jadi semua orang sudah memahami dan maklum. Setidak-tidaknya sudah mengenal dan tahu apa itu pantun.

Puisi lama berisi empat baris per bait dengan pola bunyi ab-ab dan memiliki sampiran dan isi,  ini adalah bahasa tutur yang lazim dipergunakan oleh orang-orang dahulu dalam acara-acara tertentu. Sering acara-acara penting dan sakral.

Karena bunyinya yang diatur menggunakan rima membuat pantun indah terdengar ketika diucapkan atau dibacakan. Rima itu bisa dibuat di awal kalimat bisa pula dibuat di akhir kalimat. Pantun yang baik, salah satunya dilihat dari rima awal dan akhir yang sepadan.

Ada beberapa jenis pantun yang kita kenal. Ada Pantun Nasihat, Pantun Agama, Pantun Jenaka, Pantun Teka-teki, Pantun Kasih Sayang (Pantun Remaja), Pantun Anak, dan beberapa nama yang dijelaskan oleh para pakar dan sastrawan sesuai dengan konsep masing-masing. Bagaimanapun pantun adalah hasil sastra yang diciptakan oleh manusia. Dan sastra adalah budaya atau hasil budaya. Pantun sebagai salah kebudayaan itulah yang ingin ditampilkan di sini.

Beberapa contoh pantun berikut adalah Pantun Budaya yang isi dan sampirannya adalah kalimat atau pernyataan yang berkaitan dengan budaya, khususnya budaya satu daerah. Dan pesan serta penggunaan majaz pantun ini diambil dari daerah Kabupaten Karimun khususnya dan tentu saja Indonesia umumnya. Selamat menikmati.

PANTUN MUTIARA BUDAYA INDONESIA*

Gunung Jantan gagah berdiri.
Pantai indah Negeri Berazam
Kidung Tuan cinta Negeri.
Perisai marwah hindari dendam

Pantai Pongkar berpasir putih.
Tempat wisata anak tempatan.
Andai bertengkar menyisir sedih.
Kuat dijaga adat berteman.

Bangkit dibuat di Tanjungbatu.
Gurih terasa nikmat di lidah.
Lilit dikebat hidup bersatu
Perih tiada rakyat bermarwah.

Kueh bangkit mari disuguh.
Duduk bersembah wajah berhadap.
Usah diungkit duri di tubuh.
Buruk di padah punah di harap.

Pulau Semembang luas berbatu.
Selat Perayun galian timah.
Kalau bersembang melepas rindu.
Adat berpantun saat menikah.

Badang perkasa legenda Negeri.
Tinju berkepang dekat pantai.
Tiang bahasa bunda beri.
Maju berkembang adat ditanai.
Tbk,13072020
*Untuk diikutsertakan pada Program Menyusun Buku Pantun Mutiara Budaya Indonesia yang diprakarsai oleh Rumah Seni Asnur pimpinan Asrizal Nur.

Begitulah beberapa bait pantun yang saya ingin tampilkan. Perlu saya jelaskan bahwa pantun-pantun ini saya tulis untuk diikutkan dalam satu kegiatan Mengumpulkan Pantun Budaya Mutiara Indonesia yang diprakarsai oleh seorang sastrawan/ penyair/ budayawan (Asrizal Nur) di Pekanbaru.***






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

MUI Laksanakan Lomba Pidato Antar SLTA

MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Karimun melalui Komisi Pendidikan dan Kaderisasi, Kamis (10/10/2024) melaksanakan kegiatan Lomba Pid...