Kebersihan dan keindahan menjadi salah satu faktor dari sekian banyak faktor yang ikut mempengaruhi keberhasilan hidup manusia. Agama (Islam) mengajarkan bahwa kebersihan dan keindahan itu sudah merupakan sebagian dari keimanan seseorang. Annazhofatu minal iman, 'kebersihan itu adalah bagian dari keimanan'. Allah pun amat menyukai hamba-Nya yang bersih, suci dan indah dalam mengiringi tobatnya. Innalloha yuhibbuttawwabin, wayuhibbul mutathohhiriin.
Pemda Karimun, misalnya telah mengeluarkan
Peratauran Daerah No 02 Th 2005 tentang Pengelolaan Pertamanan dan Kebersihan
di daerah ini. Inti Perda itu adalah bagaimana kita sebagai
masyarakat Kabupaten Karimun menjaga dan
memelihara kebersihan dan keindahan daerah kita khususnya di lingkungan
masing-masing agar kebersihan dan keindahan itu tidak hanya ada dalam tatanan
teori dan konsep tapi juga diaktualisasikan dalam hidup dan kehidupan kita
sehari-hari.
Bahkan di Perda itu diatur sekaligus sanksi hukum yang akan kita terima jika kita melanggarnya. Membuang sampah di sembarang tempat, meletakkan sesuatu di tempat-tempat umum melebihi waktu yang ditentukan, atau menggunakan fasilitas umum seperti jalan yang tidak sesuai prosedur, misalnya adalah contoh-contoh pelanggaran dalam Perda itu.
Ini Bukan Keindahan |
Per.soalannya apakah kita akan
benar-benar patuh dan taat kepada berbagai ketentuan baik yang diatur langsung
oleh manusia bahkan Allah, Tuhan Maha Indah itu? Kuncinya tentu ada pada
masing-masing individu. Kita akan menentukan dan memutuskan sendiri untuk diri
kita. Maka marilah kita kembali bermuhasabah,
menghisab diri atau menginstrospeksi
diri, sudahkah kita mengimplementasikan konsep hidup bersih dan indah itu dalam
hidup kita?
Sesungguhnya kebersihan dan
keindahan diri dan lingkungan yang bersifat lahiriah tidak akan berhasil
bilamana tidak diawali dengan kebersihan dan keindahan batiniah (jiwa). Jadi, kebersihan jiwa akan menjadi barometer
bagaimana kita akan mampu mewujudkan kebersihan raga atau badan dan lingkingan
kita. Kata orang-orang bijak, raga adalah cermin jiwa seseorang. Itu
bermakna, kebersihan dan keindahan jiwa akan menjadi dasar bagaimana kebersihan
raga dan keindahan lingkungan dapat dilaksnakan. Dalam hal seperti itu maka menjaga dan memelihara jiwa samalah pentingnya
dengan menjaga dan memelihara raga dan keadaan yang ada di lingkungannya.
Sebagai pemotivasi diri, sejatinya kemauan dan tindakan untuk menjaga kebersihan dan keindahan jiwa, raga dan lingkungan itu harus dikaitkan dengan nilai ibadah kita sebagai makhluk Tuhan. Tidak ada perbuatan tanpa penilaian dari Allah. Maka tindakan dan perbuatan menjaga kebersihan dan keindahan itu juga akan mendapatkan penilaian dari Tuhan. Tegasnya, menjaga jiwa-raga dan lingkungan agar senantiasa bersih, indah dan bersih itu adalah ibadah di hadapan Tuhan.
Maka dalam menjaga dan mendidik jiwa agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan adalah menadi bagian dari ibadah, ada beberapa hal yang selayaknya diperhatikan, seperti,
- Pelihara Yang Maha Kuaa agar Dia Memelihara Diri dan Lingkungan Kita.
Memelihara Allah, Yang Maha Kuasa maksudnya adalah memelihara
batas-batas aturan Allah. Melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya.
Kita wajib yakin barangsiapa memelihara Allah maka Allah akan memelihara tidak
hanya kemaslahatan dunia kita tapi juga akan memelihara iman dan agama yang
akan mengantarkan kita ke kemaslahatan akhirat kita, insyaallah.
- Ingat dan Kenallah Dia
Mengingat dan mengenal Dia (Allah) adalah
syarat jiwa kita akan tetap bersih. Baik di waktu susah apalagi waktu senang
manusia wajib tetap mengenal dan mengingat Allah. Memang ada dua cara orang
mengenal Allah, ada yang kenal secara umum di mana dia mengakui keberadaan
Allah, percaya Allah maha kuasa yang menentukan segala-galanya, namun hanya
sampai sekedar kenal seperti itu.
Sedangkan mengenal secara khusus adalah dengan menyertainya dalam hati. Dan
bukti mengingat itu adalah dengan melaksanakan perintah-Nya secara konsisten
sekaligus meninggalkan larangan-Nya dengan sungguh-sungguh.
Dengan mengingat dan mengenal Allah
maka Allah pun akan mengingat dan mengenal kita. Dalam salah satu hadits qudsi,
nabi menyampaikan pesan Allah: “Seorang
hamba Kami yang selamanya mendekatkan diri kepada Kami dengan melaksanakan
amalan sunat sehingga Kami mencintai orang tersebut. Apabila Kami telah
mencintai maka Kami menjadi pendengar yang mendengarnya, menjadi penglihatan
yang melihatnya, menjadi tangan yang dipakai memukul, menjadi kaki yang dipakai
berjalan. Apabila hamba-Ku itu berdoa dan minta tolong maka Kami akan
mengabulkan dan menolong-Nya” Masyaallah. Betapa sayangnya Allah kepada
kita yang mau mengingat dan mengenalnya.
- Yakini Bahwa Anugerah dan Musibah Datangnya dari Allah
Maka akhirnya haruslah diyakini dan disadari bahwa anugerah dan musibah itu sepenuhnya datangnya dari Yang Maha Kuasa. Jangan berbuat yang dilarang-Nya agar Dia tidak murka dan hendaklah melakukan perbuatan dan tindakan kebajikan agar Allah menyayangi dan menyenangi kita. Yakinilah vahwa jika kita memelihara kebersihan dan keindahan daerah kita, maka Allah akan memelihara daerah kita. Begitu pula sebaliknya.
Semoga catatan singkat ini ada manfaatnya untuk kita semua, khususna untuk penulisnya sendiri.
*Cuplikan Khutbah
*Cuplikan Khutbah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar