Senin, 09 November 2015

UKG: Sudah Tuntas Walau Tak Puas

TEPAT pukul 12.00, hari Senin (09/ 11) saya dan belasan guru lain yang mendapat giliran UKG (Uji Kompetensi Guru) pukul 10.00 sudah menyelesaikan kewajiban pendahuluan. Meski agak terlambat masuk karena sesi yang mendapat giliran pagi (07.30) juga molor, tapi alhamdulillah sesi kami tidak sampai kekurangan waktu untuk menyelesaikan kewajiban menjawab soal-soal itu. Hasilnya? Nah, untuk yang ini memang belum memuaskan.

Jujur saja, saya hanya mampu menjawab benar 40 dari 60 soal yang dijatahkan. Kebetulan hasil koreksi ini memang tersedia fasilitasnya pada komputer yang disediakan. Peserta UKG langsung bisa tahu berapa jawaban benar dan jawaban salah yang diperoleh. Hasil perolehan saya itu tentu saja tidak atau belum memuaskan. Jika harapan itu pada angka 8, dengan jawaban benar 40 per 60 tentu saja itu berarti masih jauh. Tapi jika informasi tak resmi yang menyebutkan bahwa nilai minimal lulus adalah 5,5 maka itu artinya nilai yang saya peroleh sudah melewati batas minimal itu.

Hmm, sudahlah. Mungkin tidak perlu dibahas dan dipermasalahkan berapa pun hasil yang didapatkan dalam UKG tahun ini. Pertama, UKG sudah kita jalani. Artinya kewajiban yang dibebankan kepada para guru untuk ikut UKG, sudah dilakukan. Ini penting disikapi.

Kedua, hasil perolehan benar-salah dari jawaban di UKG juga sudah diketahui. Kebetulan software yang kita pergunakan ketika menguji diri dalam UKG memberikan kesempatan ke kita untuk mengetahui hasil kerja kita. Berapa benar dan berapa yang salah, kita pun langsung tahu. Berati angka hasil itu tidak mungkin kita persoalkan. Berapapun hasil yang kita capai, ya itulah hasil kita. Selebihnya itu urusan pemerintah, mau dipakai untuk apa hasil ujian itu.

Lalu sikap kita? Jikapun kita belum puas dengan perolehan itu, yang penting tentu saja bahwa kita sudah selesai mengikuti UKG. UKG kita sudah tuntas meskipun hasilnya kita belum atau sama sekali tidak puas. Sikap yang tepat, ya menerima apapun hasil yang kita dapatkan. Mari meletakkan tangan di dada lalu bertanya, sudahkah kita maksimal berusaha? Jawaban pertanyaan inilah yang akan mengunci mulut kita untuk mempermasalahkannya.

Jika jawabannya adalah 'sudah' maka di situlah terletak keputusan kita untuk menerima dengan lapang dada apapun hasil UKG kita. UKG tak puas, kan sudah tuntas, maka berusaha untuk menenangkan dan menyenangkan hati kita. Jangan lagi dibuat 'rungsing' hati dan pikiran kita. Dan tugas berat ke depannya adalah bagaimana kita terus-menerus mengembangkan diri kita agar kemampuan yang dimiliki saat ini ditingkatkan lagi. Menjadi guru yang menyenangkan dan memberi inspirasi kepada peserta didik hanya akan tercapai jika kita terus meningkatkan kompetensi diri.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...