Senin, 02 Maret 2015

Mengubah Suasana: Pertemuan di Pantai

SELAMA tujuh atau delapan tahunan, pertemuan selalu diadakan di rumah. Berpindah-pindah, dari satu rumah ke rumah lainnya. Setiap anggota mendapat giliran satu kali dalam satu periode pertemuan di rumahnya. Karena anggota ada 20 (dua puluh) orang (periode sekarang), maka dalam dua puluh bulan akan sampailah ke semua rumah anggota. Pertemuan hanya dilakukan satu sekali dalam setiap bulan, kecuali untuk beberapa kasus, bisa berubah jumlahnya.

Untuk kasus-kasus tertentu, misalnya pertemuan dapat dilakukan dalam dua bulan atau lebih untuk satu kali pertemuan atau sebaliknya pernah pula diadakan dua kali pertemuan dalam satu bulannya. Ini tergantung keadaan yang memaksanya. Jika terkendala karena bulan ramadhan, misalnya maka pertemuannya ditunda bulan berikutnya saja. Jika tidak ada masalah maka pertemuannya tetap satu kali dalam setiap bulannya.

Sejak awal tahun 2007 (1427 H), sekembali dari Tanah Suci, kelompok haji yang kini diberi nama Ishaj 1427 (Ikatanan Silaturrahim Haji Satu Empat Dua Tujuh itu sepakat melanjutkan silaturrahim pasca haji. Rekan yang berangkat haji pada tahun yang sama, dengan kesan 'kelaparan nasi' dengan Haji Akbar waktu itu, merasa kesan bersama itu sangat mendalam selama di Mekkah dan Madinah.

 Selama kurang lebih 40 hari bersama di Tanah Suci ketika menunaikan ibadah haji, memang terasa berat untuk melupakan begitu saja kebersamaan itu. Delapan hari di Madinah --karena haji tamattu'-- dan sisanya di Kota Makkah hingga wukuf dan kembali lagi ke Tanah Air, adalah waktu yang sangat lama bagi rombongan haji ini bersama. Maka setelah selamat sampai di Tanah Air, beberapa orang sepakat untuk melanjutkan pertemuan rutin sebulan sekali. Jadilah, kelompok arisan haji ini seperti sekarang ini. Bahkan ada rencana kelompok ini akan menjadikannya sebagai organisasi resmi nantinya.

Pertemuan pertama awal Februari 2007 silam itu, disepakati dilaksanakan di rumah Pak Haji Nurdang/ Hajjah Mok Nurdang yang dianggap lebih sepuh dari pada yang lainnya. Dia pula yang memprakarsai silaturrahim pertama pasca haji itu. Dan dia pula yang disepakati untuk menjadi ketua. Dan pertemuan-pertemuan selanjutnya secara rutin setiap dilaksanakan di rumah anggota lainnya. Untuk menambah dan penguat kegiatan diadakan arisan uang yang dicabut setiap pertemuan. Dan anggota yang namanya keluar dalam pencabutan, maka bulan berikutnya diadakan di rumah. Begitulah dari waktu ke waktu, dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun.

Untuk pertemuan yang ke sekian dalam 7-8 tahunan, dan untuk yang ke-18 dalam periode terakhir hari ini (Ahad, 01/ 03/ 2015) yang kebetulan dilaksanakan di rumah Pak H. Syamsuddin, semua yang hadir sepakat untuk mengubah suasana pada pertemuan silaturrahim berikutnya. Karena pertemuan berikutnya akan dilaksanakan pada 22 Maret nanti, maka pertemuan itu akan dilaksanakan di tempat lain. Intinya di luar rumah sebagai usaha mengubah suasana.

Lalu di mana? Disepakati akan dilaksanakan di Pantai Pongkar. Wow, inilah perubahan suasana pertama diadakan untuk pertemuan silaturrahim haji ini. Seperti pertemuan di rumah ke rumah, di pantai nanti juga akan diisi dengan pencabutan uang arisan. Hanya pertemuan kali ini, tuan rumah merencanakan akan mengundang seorang penceramah untuk mengisi suasana baru itu. Pertemuan di rumah pun, terkadang ada kegiatan lain di luar pencabutan arisan.

Semoga saja pertemuan dengan suasana baru nanti akan lebih memperkokoh hubungan silaturrahim yang sudah terjalin selama ini. Khasnya pertemuan silaturrahim haji ini adalah bahwa yang ikut tidak hanya anggota yang sudah haji tapi juga keluarga yang belum berhaji. Dengan begitu, pertemuan ini akan meningkatkan silaturrahim untuk semua keluarga.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Merasa tak Diawasi

Tersebab tak merasa diawasi Aku bisa melakukan apapun yang aku kehendaki Merasa tak ada yang melihat gerak-gerik Aku melakukan apa saj...