Malam Pembukaan MTQ Kundur |
Nanti malam, akan dibuka pula MTQ yang sama di Kecamatan Moro. Untuk setiap MTQ berlangsung antara 3-4 hari dengan menampilkan berbagai cabang lomba. Jika di seremoni pembukaan biasanya dilakukan oleh bupati maka di malam penutupan biasanya oleh wakil bupati. Kedua pucuk pimpinan ini senantiasa saling mengisi untuk acara tahunan ini.
Catatan yang selalu akan berulang di setiap kegiatan pembukaan, adalah pesan-pesan bupati yang senantiasa menghimbau masyarakat Karimun untuk 'membumikan alquran'. Pesan ini selalu menjadi tema sentral dalam setiap sambutan pengarahannya sebelum membuka secara resmi. Tenntu saja banyak topik lain yang juga disampaikan oleh bupati dalam pidatonya. Membumikan alquran dalam makna bahwa alquran menjadi bagian keseharian masyarakat, inilah yang senantiasa diingatkan oleh bupati.
Tentang membumikan alquran, memang sudah sewajarnya menjadi perhatian utama oleh masyarakat. Sebagai penduduk mayoritas di negeri berazam ini, masyarakat Karimun yang senantiasa berbondong-bondong dalam setiap acara seremoni pembukaan sudah seharusnya tidak sekadar ikut-ikut beramai-ramai di malam pembukaan dan atau di malam penutupan saja. Selama ini, kebiasaan sebagian besar masyarakat memang hanya ramai di malam pembukaan dan malam penutupan saja.
Pesan moral dalam setiap even MTQ tentu saja bagaimana mensyiarkan alquran di tengah-tengah masyarakat. Dengan menyedot biaya yang sangat besar, pengeluaran pelaksanaan MTQ tentu akan menjadi mubazir jika tidak ada efek syiar agama, khususnya alquran itu. Pelaksanaan MTQ Tingkat Kecamatan se-Kabupaten ini akan berlangsung sebanyak 12 kali, sesuai jumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Karimun. Semua pemenang per kecamatan ini nantinya akan beradu lagi di MTQ Tingkat Kabupaten yang tahun ini akan dilaksanakan di Kecamatan Durai.
Untuk setiap kegiatan MTQ di kecamatan-kecamatan menelan biaya jutaan rupiah. Tidak kurang antara 100-150 juta rupiah bahkan bisa lebih dihabiskan untuk pelaksanaan MTQ di setiap kecamatan. Dana itu hanya untuk pelaksanaan di kecamatan (di tempat saja). Jika dihitung biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap kafilah dari kelurahan atau desa yang menjadi peserta, tentu saja sedotan dananya akan jauh lebih besar lagi.
Dari pengeluaran yang sedemikian besar itulah diharapkan syiar alquran itu benar-benar tersamnpaikan secara sadar ke seluruh masyarakat. Kehadiran masyarakat di setiap acara pembukaan dan malam penutupan serta di waktu-waktu pelaksnaannya, diharapkan menjadi kesempatan yang baik oleh masyarakat untuk memahami dan menghayati nilai-nilai alquran itu sendiri. Sekaligus menyadari betapa besar biaya yang dihabiskan untk terlaksanakanya MTQ ini.
Kegairahan membaca dan memahami alquran itu hendaknya terus-menerus ada di dada kaum muslimin baik selama berlangsungnya MTQ maupun setelah MTQ usai. Sejatinya program magrib mengaji yang sudah dicanangkan sejak beberapa tahun silam itu, benar-benar menjadi kenyataan di tengah-tengah masyarakat. Tidak sekadar slogan dan menjadi buah bibir pejabat di setiap berpidato saja. Di sinilah sesungguhnya pesan bupati akan terbukti bahwa alquran memang sudah membumi di tengah-tengah masyarakat. Semoga.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar