HARI Ahad alias hari Minggu lazimnya bagi guru ya berlibur di rumah atau di mana saja. Bisa berlibur dengan pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan sebagai rekreasi atau bisa mengisi waktu di rumah saja. Satu pekan bergelut dengan buku dan anak didik di sekolah, cukup membuat lelah bagi seorang guru. Hari Minggulah hari istirahatnya.
Tapi buat guru-guru yang kreatif hari Minggu tetap saja ada yang ingin dilakukan. Bagi ibu-ibu yang selama satu pekan tidak dapat menyiapkan hidangan untuk suami atau untuk anak-anak dengan sempurna, misalnya maka hari Minggu biasanya dapat dilakukan dengan baik sebagai penggantinya. Bagi bapak-bapak pula, bisa juga menjadikan hari Minggu sebagai hari untuk membantu atau menyenangkan ibu-ibu para isterinya. Memasak atau bekerja apa saja, bapak-bapak dapat melakukannya di hari libur itu.
Lalu bagaimana jika keinginan bekerja oleh seorang guru di hari Minggu ternyata tidak mudah karena memang tidak terbiasa, maka sudah seharusnya hari Minggu dipakai untuk hari 'berguru' alias hari belajar pula buat guru-guru. Ibu-ibu yang dalam jam sekolah masakan yang dihidangkan untuk suami dan anak-anaknya misalnya mengandalkan katering atau pembantu untuk memasaknya maka di hari Minggu harus belajar melakukannya sendiri. Harus belajar? Ya, harus belajar melakukannya.
Beraneka masakan untuk hidangan suami atau anak-anak dapat dilakukan di hari Minggu. Ibu-ibu kreatif tentu tidak akan habis ide untuk melayani suaminya dengan baik di hari Minggu. Begitu juga sebaliknya bagi bapak-bapak. Seorang bapak yang dalam satu pekan tidak pernah bisa membantu pekerjaan rumah, misalnya maka di hari Minggu hendaklah melakukannya. Melakukannya bersama dengan isteri dan anak-anak atau sendiri saja, terserahlah kepada para bapaknya.
Inti yang ingin disampaikan di sini adalah bagaimana hari Minggu dapat dijadikan hari tempat belajar atau berguru walaupun dia adalah seorang guru. Guru harus berguru, ya di hari Minggulah ada waktunya.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar