Rabu, 16 Februari 2022

Hujan Menderu Menyongsong Subuh (Catatan Harian)

SEPERTI setiap subuh, jauh sebelum dia jatuh kita sudah terbangun dulu. Alarm bisu bersuara menderu biasanya membantu membangunkan mata yang bulu atas dan bulu bawahnya menyatu. Begitulah lazimnya. Orang tua memang harus lama bersiap untuk menyongsong subuh jatuh. Meskipun saat ini, misalnya waktu subuh itu lewat pukul 05.00 (WIB) di tempat kita, tetaplah bangunnya sekitar pukul 04.00. BAB, buang air besar --biasanya lama-- paling dasar, lalu mandi dan persiapan lainnya, itu perlu waktu yang tidak singkat.

Rabu (16/02/2022) ini terbangunnya lebih awal berbanding subuh-subuh sebelumnya. Sebelum alarm bersuara mata sudah terbuka. Tidak lagi meram menanti alarm bersuara. Kebetulan juga ada laga Champion babak 16 besar, PSG dan Real Madrid yang akan saling mengancam di lapangan terbuka. Sekalian aja nyambil menyaksikannya di layar kaca yang sedikit sudah mulai buram warnanya. Sebagai penyuka sepakbola, kesempatan ini sangatlah berharga.

Lumayan lama sudah rasanya menyimak laga. Tiba-tiba saja hujan turun menderu atap rumah. Beberapa menit sebelumnya kebetulan pula layar kaca televisi di rumah hilang gambarnya. Dugaannya kemungkinan di sentral sana ada kerusakan atau lampu tidak lagi menyala. Tv kabel memang sulit ditebak jika tiba-tiba kehilangan gambarnya. Semuanya tersentral di servernya. Kita sabar saja di rumah. Paling hebat yang bisa dilakukan adalah menelpon sentral untuk menyatakan televisi kita ada aral. Dan belum tentu akan direspon di menit awal.

Hujan terus menderu dan ternyata tidak berhenti dalam waktu singkat. Lama juga hujan membuat hati kesal mengkal. Hingga waktu subuh sudah masuk hujan tidak juga reda meski hanya dalam sejenak singkat. Tetap lebat bagai tumpahan air disiramkan dari langit yang gelap pekat. Harapan ke masjid sudah tidak bisa dibuat. Di sekitar waktu subuh itu sepertinya hujan belum akan berhenti turun dengan lebat. Maka terpaksalah solatnya di rumah saja yang dua rakaat. Rakaat tamabahan pun di rumah. Masjid yang jaraknya hanya 200-an meter boleh jadi tidak berpenghuni subuh ini. Tidak terdengar apa-apa dari sana tersebab deru hujan yang tidak kunjung reda barang sesaat.

Hikmah apa gerangan yang akan turun bersama turunnya hujan 20-an menit menjelang masuknya waktu. Harus diyakinkan saja bahwa peristiwa ini bukanlah tiba-tiba dari Yang Maha Satu. Bukanlah tanpa rencana hujan menyerbu. Semuanya pasti sudah diatur-Nya sebagai kuasa Tuhan Yang Satu. Sebagai hamba, kita hanya pasrah dalam tawakkal yang benar setiap waktu. Tidak melebih-lebihkan apapun yang Dia turunkan kapan pun dan dimana pun itu. Hujan menderu menjelang subuh, itulah seru dari Maha Penyeru.*** 
Wonosari, 16.02.2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Catatan Kunjungan FKUB Batam di FKUB Karimun

BEBERAPA hari menjelang rencana kedatangannya ke Kabupaten Karimun salah seorang pengurus FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Kota Batam me...