JIKA komentar-komentar di status yang saya posting pada Kamis (16/06/2021) pagi kemarin saya balas, dalam 24 jam berarti sudah ada 332 komentar hingga pukul 06.30 pagi ini. Dalam satu hari, sejumlah itu tentu saja tergolong banyak. Dan jumlah itu terus bertambah karena saya melihat masih terus ada yang menyampaikan rasa dukanya kepada almarhum melalui status itu. Itu membuktikan bahwa Pak H. Muslim yang saya tulis atas kepergiannya mendapat perhatian yang sangat luas dari para sahabat.
Pak H. Muslim adalah sahabat saya. Kami kebetulan sama-sama berangkat haji pada tahun yang sama, 2018. Kami juga kebetulan sama-sama mengikuti kegiatan sastra (penyair) Kepri yang sama yang membuat kami bersama pula dalam grup WA Jazirah Enam. Saya pun menulis sedikit catatan kepergiannya di website gurusiana.id dalam judul reportase "Berita Duka Kembali Ada (Selamat Jalan, Pak H. Muslim)" yang saya posting pada hari Rabu (16/06/2021) lalu.
Ingin saya katakan kembali, setelah mendapat kabar duka itu, perasaan saya bagai dihentak suara petir di siang bolong di pagi Rabu itu. Saya benar-benar terkejut membacanya. Innalillahi wainna ilaihi rojiun, kalimat itulah yang terbaca pertama ketika saya membuka medsos subuh itu. Seperti biasa, setelah subuh di masjid, membaca ayat-ayat suci (alquran) barang satu-dua halaman, lalu saya membuka laptop. WA dan facebook selalu dibuka pertama kali. Di situlah berita duka itu ada dan terbaca nyata oleh saya. Saya infokan ke isteri sepagi itu, diapun terkejut dan bagai tidak percaya.
Saya ulang membacanya dan saya tulis lagi beritanya di medsos juga. Semoga teman-teman di dunia maya segera tahu, telah kembali ke pangkuan-Nya salah seorang sahabat kita ini. Dialah H. Muslim Zoumi, seorang birokrat Kabupaten Karimun yang baru saja bersara (penisun) belum lama ini. Saya dan Pak H. Muslim adalah anggota silaturrahim haji angkatan 2018 yang kami bersamai sejak terbentuk kurang lebih dua tahun lalu di pertemuan pertama, di Pantai Pelawan.
Pada musim haji 2018 lalu, itu kami sama-sama mendapat panggilan ke Tanah Suci. Bersama isteri kami serta jutaan jamaah lainnya dari seluruh dunia kami sama-sama berada di Mekkah-Madinah kurang lebih 40 hari. Kenangan yang tidak akan pernah terulang lagi. Saya sendiri dapat 'panggilan' untuk kedua kali tahun pada tahun ini setelah saya melaksanakannya pada tahun 2006/2007 (1427 H) lalu.
Sepulangnya dari sana, kami yang berangkat bersama dari Kabupaten Karimun dan satu rombongan di sana, sepakat membuat pertemuan silaturrahim bulanan. Itulah kelompok ‘Silaturrahim Haji 2018’ yang setiap bulan bergiliran dari rumah ke rumah (anggota) kami melaksanakan pertemuannya. Pak H. Muslim kami amanahi sebagai ketua kami di kelompok ini. Itulah sebabnya, berita duka pagi itu saya rasakan sebagai berita duka yang teramat mengejutkan. Pak Muslim, setelah beberapa waktu dirawat di RSUD Muhammad Sani Kabupaten Karimun dan kami selalu berdoa atas kesembuhannya, tiba-tiba pagi itu mendapat berita begitu. Sungguh tidak mudah menerima beritanya. Kini, sahabat kami yang selama di Tanah Suci dan di sini selalu bersama-sama, telah tiada untuk selamanya.
Selamat jalan, sahabat kami, Pak H. Muslim. Semoga Bapak beroleh kematian husnul khotimah dari Allah Swt. Kami juga berharap, Bu Ica (Bu Irma Lisa: isterinya) dan seluruh keluarga Pak Muslim diberi ketabahan atas kepergiannya. Akhirnya kita akan mengembalikan segala perasaan duka ini kepada Allah jua. Dialah zat yang Maha Kuasa, Maha Menentukan atas segala-galanya. Kita, hamba-Nya akhirnya wajib sabar dan menerima apapun yang ditentukan-Nya. Lama bersama di Tanah Mekkah dan Madinah, dan lama juga bersama di daerah yang sama, tapi kini dia telah tiada. Pak H. Muslim berangkat menyusul salah seorang teman kami di kelompok ini, Pak H. Darmalis (Malik) yang juga telah pergi beberapa bulan yang lalu.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Beri Komentar