Hari ini, Senin, hari terakhir menjelang masuknya tahun baru hijriyah, besok, Selasa (07/12/10) 1 Muharam 1432. Memulai tahun baru sejatinya ada pula tekad baru, rencana baru, dan tentu saja perubahan baru. Puisi pendek ini saya persembahkan buat siapa saja yang kebetulan –sengaja tak sengaja– membaca tulisan ini. Bersempena tahun baru hijriyah yang hampir berdekatan dengan tahun baru miladiyah 2011 ini, tidak berlebih ada harapan kiranya kita saling memberi dan saling menerima. Dan semoga pemberian secuil tulisan ini ada gunanya. Renungkanlah!
HIJRAH, SANGGUPKAH KITA?
hijrah
dapatkah kita berpindah dari
bodoh, berpindah ke
pintar, dari goblok berpindah ke
cerdas, dari malas berpindah ke
rajin, dari putus asa berpindah ke
ketekunan, dari curang berpindah ke kejujuran
dapat kita berpindah
dapat kita berpindah
hijrah
dapatkah kita berubah dari
perilaku korup kepada makruf dari
perilaku hasad dan dengki ke memberi dari
perilaku mau menang sendiri
perilaku korup kepada makruf dari
perilaku hasad dan dengki ke memberi dari
perilaku mau menang sendiri
kepada adil dari
perilaku dusta ke jujur dari
perilaku maksiat berpindah
perilaku dusta ke jujur dari
perilaku maksiat berpindah
kepada takwa, dari jiwa miskin kepada menolong sesama
dari cemberut kepada senyum yang harum, dapatkah
kita berubah
kita berubah
hijrah
berhentilah menjadi gila karena
harta tahta dan wanita
tanpa norma, berhentilah
dari gila menang sendiri kepada
kesulitan bersama kepada
bekerja bersama kepada
berusaha bersama kepada
nyaman bersama kepada
tiada dua kecuali dengan-Nya berhentilah
hidup sia-sia
hidup sia-sia
Saya tak peduli apakah luahan menyambut hijriyah 1432 yang saya tulis spontan sore menjelang terbenamnya matahari di ujung bulan Zul Hijjah 1431 (pertanda akan bermulanya tahun yang ditunggu) itu benar-benar sebuah puisi yang saya pikirkan. Adanya seperti itu, terimalah. Selamat menyambut tahun baru hijriyah. Semoga Indonesia segera berubah, amin.
Lumayan
BalasHapus