Sabtu, 30 Desember 2017

Datang dan Ingin Datang Lagi ke Tanah Suci

TEPAT pukul 19.22 WIB, Jumat (29/12/17) malam, rombongan umroh Gaido Azza yang berangkat pada 20 Desember lalu tiba kembali di Bumi Berazam, Tanjungbalai Karimun. Sebanyak 46 orang peserta umroh Kabupaten Karimun yang berangkat pagi Rabu, 10 hari lalu itu selamat sampai dan disambut haru oleh sanak-keluarga di Pelabuhan Internasional, Tanjungbalai Karimun.

Ini catatan penting. Sebagai salah seorang peserta dalam rombongan, inilah kembali saya dapat beribadah di Tanah Haram, Mekkah dan Madinah setelah untuk pertama kali pada musim haji 1427 (2006/ 2007) yang lalu. Rasa syukur dan haru, sungguh memenuhi segala penjuru tubuh saya dalam mengikuti semua prosesi umroh ini. Sejak mengikuti manasik umroh (beberapa hari sebelum berangkat) hingga kembali ke pangkuan keluarga yang ditinggal, terasa begitu berkesan.

Berangkat pada pukul 06.20 dari rumah pagi itu, semua jamaah sudah diminta hadir di pelabuhan selambat-lambatnya pukul 06.30 atau satu jam sebelum masuk kapal dan akan berangkat ke Singapura terlebih dahulu. Tepat pukul 07.35 KV Sindo yang kami tumpangi ke negeri seberang --transit ke Jeddah-- sudah berlepas tali. Dan pada pukul 09.25 kami sudah tiba di negeri Singa. Meneruskan perjalanan Harbour Front- Changi, sekitar pukul sebelas siang itu kami sudah sampai di Bandara Changi. 

Prosesi check in di Bandara tersibuk di dunia itu memakan waktu cukup lama. Selain ketat dan banyaknya tempat pemeriksaan juga karena begitu ramainya manusia yang mau bepergian ke berbagai seantero dunia. Rombongan kami sendiri yang adalah warga Kabupaten Karimun yang bisa saja berangkat melalui Bandara Hang Nadim (Batam) atau bandara lainnya di Tanah Air, namun travel yang membawa kami yang kantor pusatnya ada di Singapura, tentu saja juga akan menggunakan jasa bandara ini sebagai temapat keberangkatan.

Sepuluh hari dalam perjalanan pulang-pergi tentu saja waktu yang sangat singkat terasa. Namun kedatangan kedua kali ini benar-benar membahagiakan saya. Semoga rekan-rekan satu rombongan juga begitu. Dapat pergi adalah satu hal, sementara berkesempatan beribadah lagi di sini adalah hal lainnya.

Kita sudah tahu berada dan dapat beribadah di Tanah Haram sangatlah istimewa. Bayangkan, satu kali beribadah di Masjid Nabawi (Madinah) Msailnya, pahalanya setara dengan seribu kali beribadah di masjid-masjid lainnya, di luar Tanah Haram. Sementara satu kali kesempatan beribadah di Masjid Alharam (Mekkah) itu setara dengan kita beribadah seratus ribu kali beribadah di tempat lainnya. Bagaimana tidak akan menjadi harapan semua muslim untuk ke sana.

Di Nabawi atau Alharam, kita berkesempatan beribadah dengan sepenuh watku. Waktu-waktu kita di Tanah Suci memang hanya untuk beribadah kepada-Nya. Dari solat-solat sunah seumpama solat sunat tasbih, dhuha, tahajud dan banyak lagi hingga ke solat wajib lima waktu yang secara rutin tetap dapat dilaksanakan. Membaca alquran dan zikir-zikir lainnya adalah bonus tambahan yang juga akan melengkapi pahala yang akan diraih. Sungguh membuat hati dan perasaan begitu bangga dan puas menunaikannya.

Jika boleh berharap, ingin lagi dan ingin lagi ke sini, itu bukanlah harapan berlebihan. Hanya karena biaya yang begitu tinggilah yang membuat kita berpikir dan menghitung betul kesempatan ke sana. Untuk keinginan umroh, kita harus menyisihkan dana antara 20 juta hingga 50-an juta per orang. Tergantung paket dan waktu yang kita inginkan. Sementara ongkos haji berada di kisaran 35-an hingga 80-an juta rupiah. Biasa yang sangat besar. Tapi harapan tetaplah ada. Kita datang, dan ingin datang lagi.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...