Minggu, 29 November 2015

Menghargai 'Pahlawan', Bekerjalah

HEROISME pahlawan bangsa dalam catatan emas 10 November 1945 adalah inspirasi yang tak 'kan pernah hilang dan terlupakan dalam perjalanan Bangsa Indonesia. Indonesia yang baru seratusan hari mengumandangkan ikrar kemerdekaan ke seluruh dunia waktu itu, ternyata tidak gugup sedikitpun menghadapi penjajah yang congkak dan sok kuasa. Para penjajah itu memang ingin tetap di negeri ini walaupun pekik kemerdekaan sudah dikumandangkan dwitunggal, Sukarno-Hatta ke seluruh dunia. Penjajah itu pun tahu proklamasi sakral itu tidak mudah dirampas lagi.

Kini, di penghujung 2015 ini, setelah 70 tahun berlalu dengan aneka pancaroba dan pasang-surut peristiwa catatan heroik itu pasti akan terus menginspirasi bangsa Indonesia untuk terus berjuang. Perjuangan yang tentu saja harus sesuai dengan keadaan dan kebutuhan saat ini. Dalam bayangan ancaman penjajahan modern, yang paling ditunggu oleh bangsa dan negara adalah mengisi kemerdekaan sebagai hasil perjuangan pahlawan di masa lampau. Pahlawan dalam konteks orang-orang berjasa dalam bangsa, pun bukan hanya mereka yang telah menyerahkan nyawanya ke bangsa kta. Dalam proses menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap orang yang mengisi dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat bangsa, mereka adalah pahlwan.

Jika bangsa Indonesia ingin membuktikan kepahlawanannya pada saat ini hanya ada satu kata, mengisi ruang merdeka yang sudah tersedia. Bekerja, bekerja dan bekerja untuk membuktikannya. Jauh sebelum Jokowi berseru dan menamakan kabinetnya sebagai 'kabinet bekerja' sesungguhnya setiap saat, setidak-tidaknya di setiap peringatan hari kemerdekaan (17 Agustus), di setiap peringatan Har Palawan (10 November) dan beberapa catatan sejarah lainnya, bangsa Indonesia akan selalu saling mengingatkan untuk bekerja, bekerja, dan bekerja.

Saat ini, setelah puncaknya medio Agustus dengan catatan pekik Proklamasi 17 Agustus 1945, disusul catatan pahlawan revolusi di akhir September dan awal Oktober 1965, Bangsa Indonesa sejatinya hanya berpikir untuk bekerja. Kita ingat pada bulan Oktober sendiri juga ada catatan sejarah yang selalu dipakai sebagai momen saling mengingatkan, yaitu hari lahirnya Tentara Nasional Indonesia yang diperingati pada setiap 5 Oktober. Di bulan yang sama ada pula catatan hari Pemuda, Hari Bahasa dan Sumpah Pemuda puncak catatan kepahlawanan bangsa Indonesia itu ada pada 10 November. Terus kita harus melakukan apa?

Jawabnya satu dan sama: bekerja, bekerja dan bekerja. Jadi, jika kita benar-benar ingin menghargai pahlawan kita dengan sejuta heroiknya, ayo mari kita bekerja dan bekerja. Boleh jadi, dengan kerja keras, kerja ikhlas dan kerja bermartabat yang kita lakukan, kitapun akan mencatatkan diri kita sebagai pahlawan. Semoga!***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Ramadan, Puasakah Aku?

Sudah kutahan tidak makan seharian Sudah kutahan pula tidak minum seharian Lama, sangat lama Sedari imsak hingga ke tennggelam surya ...