Selasa, 13 Oktober 2015

Perjalanan Empat Hari Kasek di Malaysia (3)

SEJAK bus bergerak dari pelataran halaman pelabuhan Puteri Harbur, Kamis (10/ 09) pagi menjelang siang itu kami sudah merasakan suasana berbeda dengan ketika masih berada di dalam kapal laut tadi. Suasana gembira, tingkah-polah dalam gurau senda menghiasi suasana di dalam mobil pariwisata Malaysia. Gedung bertingkat menjulang yang menyambut dan menyapa perjalanan awal kami memasuki negara bagian Johor Bahru tidak mengganggu suasana bergurau yang kami lakonkan.

Dari dalam bus (bas kata orang Malaysia) kami juga merasakan, jalan mulus meski berkelok-kelok menuju Pusat Kota (Malaysia: Pusat Bandaraya) menambah nyamannya kami dalam bus ber-Ac itu. Kami terus bergurau sambil menikmati suasana dan pemandangan yang ada di luar sana. Serasa menyusuri jalan tol di tanah Jawa, jalan-jalan bersih dan rapi yang kami lalui tidak membuat kami bosan dan letih. Padahal kami sudah duduk hampir dua jam di dalam kapal tadi.

Seorang teman (Kepala Sekolah) yang duduk di kursi bagian belakang beberapa kali menyahut rekan Kepala Sekolah lainnya yang duduk di kursi depan. Karena sama-sama tidak membawa pendamping alias isteri maka keadaan itu menjadi salah satu bahan gurauan. Dari 16 orang Kepala Sekolah memang ada beberapa orang tidak dapat membawa isterinya karena beralangan. "Kita nanti tidur sekamar aja, ya?" Begitu terdengar suara dari belakang untuk mengejek rekan lain yang tidak membawa isteri. Yang diguraukan pun menimpali, "Kan ada bantal guling di hotel nanti." Lalu hampir semua kami terbahak mengiringi senda gurau itu. Begitulah hangatnya suasana di dalam bus itu.

Bus terus meluncur mulus. Target awal perjalanan 'empat hari di Malaysia' ini adalah salah satu sekolah menengah di Johor Bahru. Tepatnya, kami akan menuju Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Sain Kota Tinggi yang dikenal dengan jargon SAKTI (Sekolah Menengah Sain Kota Tinggi) itu. SMK yang di Indonesia dikenal sebagai sekolah kejuruan (Sekolah Menengah Kejuruan) ternyata di negeri jiran itu maksudnya adalah semacam sekolah negeri di Indonesia. Sekolah Kebangsaan maksudnya sekolah yang dikelola oleh kerajaan (negara). Jadi, SMK di Malaysia artinya sekolah kebangsaan alias sekolah negara yang di Indonesia disebut sebagai sekolah negeri untuk membedakannya dengan sekolah swasta (sekolah yang dikelola masyarakat).

Kurang lebih setengah jam menyusuri jalanan dari pelabuhan kami sampai di kampus Sekolah Kebangsaan Sain, Kota Tinggi Johor Bahru alias SAKTI itu. Kami disambut penampilan drum band dari siswa sekolah yang berstatus Sekolah Berasrama Penuh (SBP) itu. SBP adalah level sekolah unggul yang oleh Pemerintah Malaysia diberi fasilitas 'lebih' berbanding sekolah biasa karena seluruh siswanya diasramakan. Di Malaysia memang dibedakan antara sekolah 'unggul' dengan label SBP dengan sekolah biasa yang siswanya tidak diasramakan. Walaupun kedua-duanya merupakan sekolah negeri (Sekolah Kebangsaan) namun sekolah biasa murid-muridnya tidak diinapkan di sekolah alias tidak diasramakan. Para siswa alias muridnya hanya belajar pada waktu terbatas berbanding SBP yang jam belajarnya adalah sepanjang waktu siang hingga malam hari. Mereka juga diberi konsumi (makan dan sneck) sampai enam kali dari pagi hingga malam.

Sekolah dengan gedung berlantai empat itu membuat rasa kagum kami, betapa seriusnya pemerintah menyiapkan sekolah ini. Menurut informasi yang kami peroleh, sekolah ini dibangun sejak awal tahun 1994 dan selesai dibangun dua tahun berikutnya. Selain ruang belajar dan praktik, sekolah ini memiliki asrama masing-masing untuk putera dan puteri dua blok dengan gedung berlantai empat juga. Fasilitas lainnya adalah gedung/ ruang tempat makan para siswa. Juga ada musulla dan berbagai sarana prasarana lainnya. Sambil menikmati suguhan pukulan drumband, kami memperhatikan gedung megah itu dengan seksama.

Setelah acara penyambutan tamu di halaman depan selesai, rombongan kami dipersilakan masuk ke ruang pertemuan. Sesuai jadwal, acara pertama di sekolah ini memang pertemuan silaturrahim antara rombongan kami MKKS SMA/ MA Karimun dengan warga sekolah yang dikunjungi. Kami diterima langsung oleh kepala sekolah (pengetua sekolah) SMK Sain Kota Tinggi dan beberapa guru (chek Gu). Para guru yang mendampingi Kepala Sekolah antara lain, Penolong Kanan Akademik (Waka Kurikulum), Penolong Kanan Hal Ehwal Murid (Waka Kesiswaan) dan beberapa guru yang mempunyai tugas-tugas tertentu. Mengingat saat itu adalah hari dan jam belajar, pada pertemuan itu hanya ada beberapa guru (para wakil kepala sekolah/ penolong kanan) itulah yang mendampingi Kepala Sekolah di ruangan berpendingin itu.

Pertemuan silaturrahim di hari pertama di Malaysia itu berjalan sangat membahagiakan. Setelah masing-masing utusan menyampaikan sambutan, acara pertemuan silaturrahim itu diakhiri dengan saling memberi cendera mata. Dari MKKS Karimun memberikan sambutan Alta Petra, Ketua MKKS SMA/ MA yang sehari-hari beertugas sebagai Kepala SMA Ngeri 1 Buru. Sementara dari SMK Sain Kota Tinggi langsung Kepala Sekolah yang menyampaikan sambutan. Selepas acara minum-minum itu barulah saling memberikan buah tangan. Kunjungan pertama di hari pertama ini diakhiri dengan makan bersama. Jamuan makan di kantin sekolah itu benar-benar memberi kesan yang tak mudah terlupakan. (bersambung)

1 komentar:

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Merasa tak Diawasi

Tersebab tak merasa diawasi Aku bisa melakukan apapun yang aku kehendaki Merasa tak ada yang melihat gerak-gerik Aku melakukan apa saj...