Senin, 22 Desember 2014

Pesan untuk Ibu di Hari Ibu



PESAN Untuk Ibu dari Jauh, adalah sebait puisi yang saya tulis beberapa waktu lalu. Malam ini, tidak sengaja saya menemukannya di file lama ketika saya mencari-cari tulisan-tulisan lama. Ketika coretan ini saya ulang baca, dan kebetulan pada hari Senin (22/ 12) ini adalah hari bersejarah buat ibu: inilah Hari Ibu yang setiap tahun diperingati selalu.


Setelah berpikir sejenak, saya memutuskan untuk dipublish kembali di blog guru kesayangan ini. Sebagai mengetuk hati sendiri untuk terus mengenang jasa-jasa ibu, maka saya posting puisi ini. Tentu saja saya berharap, pengakuan akan betapa besarnya jasa ibu ini dapat mengetuk hati siapa saja. Ibu adalah guru utama buat siapa saja. Selamat menikmati:

pesan untuk ibu di hari ibu
tidak pernah aku lupa pada 
jasa-jasa yang tiada duanya 
ketika aku tiada menjadi ada 
karenanya  
emak yang kini renta di desa
nun jauh di sana 

bertahun-tahun emak memelihara 
merawat  menyuapi dan membelai kami
malam siang dan pagi hari 
tiada henti karena apa pun terjadi 
memandikan kami di kali 
walau jauh dari gubuk kami
emak berjalan kaki membawa kami
ke tepian mandi nan jernih 

emak terkadang tidak makan nasi 
yang ada hanya ubi 
tanaman yang disiram keringat setiap hari dari pagi ke pagi
adalah pengganti nasi 

emak tidak juga berhenti 
emak tetap bekerja untuk kami lima orang anaknya
emak tetap berdoa untuk ayah yang meninggalkannya dan kami anak-anaknya

kini aku sudah pergi meninggalkan emak dan adik-adik 
bertahun-tahun sudah tidak serumah lagi 
di gubuk lapuk yang dulu membesarkan kami 
emak hanya kudengar suaranya dari henpon tetangga 
aku tidak jua mengirimkan henpon untuknya sendiri

jika ada kumpulan recehan yang berlebih 
dari menjual barang rongsokan dan besi karatan 
atau dari koran bekas yang dikumpulkan
uang itu itu tidak cukup untuk menambah 
hasil kebun yang ditanam bersama 
adik-adikku juga sudah tidak lagi bersekolah
membantu ibu mencangkul karena sudah tamat sekolah
masuk SMA apa lagi kuliah tiada biaya 

hari ini 
seharusnya aku mencium emakku 
tapi emak sangat jauh di sana
aku tidak bisa pulang karena ongkos tiada 
aku juga tidak bisa mengirimkan uang untuk membantu emak di sana 
maafkan anakmu, ibu 
maafkan karena belum bisa juga berterima kasih
sebagaimana pesan ibu bapak guru, dulu 
oh ibu, jangan tutup pintu syurga yang emak simpan itu
anakmu akan kembali entah berapa tahun lagi

Tiada lain harapan saya tentu nya selain sebagai salah cara untuk mengenang Ibu pada hari ibu seperti hari ini. Selamat Hari Ibu, semoga semua ibu-ibu mendapat kekuatan dari Yang Mahakuasa, amiin.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri Komentar

Postingan Terbaru

Merasa tak Diawasi

Tersebab tak merasa diawasi Aku bisa melakukan apapun yang aku kehendaki Merasa tak ada yang melihat gerak-gerik Aku melakukan apa saj...